Investasi:
Investasi ibarat sebuah impian. Semakin dikejar semakin bernafsu menggapainya. Meski ragam investasi ditawarkan, justru terbenam dalam impian jadi investor tanpa investasi. Â Bagi mereka, berbelanja dan memenuhi keinginan itu nomer satu, sementara investasi itu nomer tiga.
Untuk beberapa orang investasi dianggap sebagai barang asing karena hal ini dibuktikan dengan rendahnya jumlah investor lokal di pasar modal dan pasar uang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah warga produktif di Indonesia (data dari KSEI menunjukkan jumlah investor lokal tahun 2019 di pasar modal: Â 2,4 juta dibandingkan jumlah warga produktif tahun 2019: Â 183,36 juta).
 Investasi dapat  dilakukan dengan membeli instrumen atau aset usaha secara hukum serta dilindungi oleh ketentuan berlaku. Instrumen dapat berbagai jenis seperti, saham, bond, Surat Utang Negara, reksadana, emas, properti dan lain-lainnya.
Bagi saya, melakukan investasi adalah melakukan perencanaan keuangan keluarga. Sebelum berinvestasi, saya punya tujuan investasi itu terlebih dulu dan mengetahui profil saya sebagai investor yaitu konservatif. Â Setelah itu, Â saya membuat perencanaan keuangan, menentukan investasi apa yang sesuai dengan tujuan investasi itu.
Manfaatnya investasi sangat besar sekali, dapat menyiapkan dana untuk kebutuhan masa depan dengan mengelola uang yang ada saat ini, dapat memberikan jaminan atau perlindungan kepada kita untuk hadapi ketidakpastian, dapat mengembangkan aset dan harta seseorang dalam jangka panjang, memberikan lindung nilai atas uang kita agar tidak tergerus inflasi.
Nach ternyata investasi punya fungsi/manfaat yang lebih luas lagi. Kita semua dapat berkontribusi untuk pemulihan dan mendorong perekonomian negara yang saat ini sedang dalam masa sulit . Kesulitan keuangan negara yang tertuang dalam APBD negara kita berubah total saat terjadi pandemi.
Pengalaman Berinvestasi:
Sejak kecil saya telah diajarkan literasi keuangan sederhana oleh orangtua dengan menabung . Menabung dengan cara yang masih sederhana yaitu menyisihkan uang jajan ke tempat "celengan" . Celengan terbuat dari keramik dengan bentuk seperti ayam. Ibu saya selalu mengatakan, "uang di celengan ini nanti buat uang sekolah kamu jika sudah besar!".
Kebiasaan menabung pun saya lanjutkan sampai saya bekerja. Setiap kali gajian, saya menyisihkan sepertiga uang gaji  untuk ditabung, keperluan jangan pendek. Bahkan, ketika saya menikah pun, saya sudah punya rencana keuangan, baik untuk investasi jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Jangka pendeknya dengan menabung untuk "emergency fund, sedangkan jangka panjangnya dengan asuransi pendidikan untuk dana sekolah anak dan pembelian obligasi untuk masa pensiun.
Keperluan mendadak yang tidak pernah terduga . Ibu saya mendapat kecelakaan lalu lintas, harus mengalami operasi kaki yang patah. Saya terpaksa membuka tabungan untuk biaya operasi dan paska operasi karena ibu tak punya asuransi kesehatan.
Asuransi pendidikan untuk anak itu sudah saya rancang sebelum anak itu lahir. Â Pemikiran ini datangnya atas dasar melihat betapa besarnya biaya pendidikan mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Belum lagi tingkat inflasi naik tiap tahun.
Dengan adanya asuransi pendidikan itu saya dapat memenuhi kewajiban saya sebagai orangtua dengan menyelesaikan pendidikan anak. Padahal ketika anak baru mulai kuliah saya sudah mendekati masa pensiun. Namun, saya tidak perlu khawatir dengan biaya pendidikannya, karena ada asuransi untuk perguruan tinggi anak yang telah disiapkan.
Demikian juga pembelian obligasi negara yang sering disebut ORI, saya beli dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan passive income ketika saya pensiun karena saya tidak mendapatkan dana pensiun dari perusahaan saya bekerja. Â Dari imbal hasil beberapa ORI yang saya beli saya dapat memenuhi kebutuhan hidup saya saat pensiun.Â
APBN Saat Pandemi:
Pada bulan Maret 2020, datanglah pandemi Covid 19 di Indonesia. . Kontraksi ekonomi di semua sektor industri, manufaktur, properti,pariwisata, pendidikan berada di titik nadir, membuat roda perekonomian berhenti. Akibatnya aktivitas ekonomi berkontraksi , pengangguran naik tajam, harga komuditas turun tajam dan volatilitas sektor keuangan. Bahkan dampak pada perekonomian Indonesia membuat target pertumbuhan berubah dari 4% turun menjadi 2% bahkan terakhir hampir 0%.
Pandemi yang membuat perubahan total dalam perekonomian Indonesia ikut berdampak pada APBN. Perekonomian yang tak bergerak, juga untuk pemulihan pandemi, Pemerintah (Kementrian Keuangan) terpaksa mengubah Postur APBN sesuai Perpres 72/2020 . Postur APBN ini merupakan perpaduan antara belanja negara yang umum dan penanganan Covid 19.
Dalam realisasinya APBN Semestar I pendapatan pemerintah turun menjadi Rp.811,2T sedangkan belanja Negara Rp.1,068,9 T Artinya defisit APBN menjadi RP.257,8T. Â Oleh karena itu, Pemerintah harus mengelola APBN dengan sangat hati-hati dan memastikan setiap pembiayaan digunakan untuk kegiatan produktif.
Kondisi perekonomian yang sulit ini dapat menimbulkan krisis jika tidak dikelola dan dijaga dengan baik. Salah satu elemen untuk menjaga stabilitas ekonomi , Kementrian Keuangan bekerja sama dengan Bank Indonesia dalam hal fiskal dan moneter dengan Bank Indonesia. Kementrian Keuangan mengeluarkan Surat Berharga Negara (SBN) untuk biaya pemulihan dan bantuan kepada UMKM.Â
Tugas dan Wewenang BI Dalam Bidang Makroprudential:
Tugas dan wewenang Bank Indonesia , stabilitasi ekonomi, mengatur sistem pembayaran, dan menjaga moneter. Saat terjadi Covid-19, otoritas dari Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) yaitu Bank Indonesia, OJK , LPS dan Kementrian Keuangan (pemerintah) harus berkoordinasi untuk pemulihan sesuai dengan fungsi dan wewenangnya.
Bank Indonesia sesuai dengan UU 2/2020 (PERPPU 1/2020) punya 6 kewenangan kaitan dengan Covid 19. Wewenang dalam kebijakan moneter, kebijakan makroprudential, kebijakan sistem pembayaran, inflasi, sistem pembayaran , stabilitas rupiah, sistem pembayaran tunai/nontunai.
Dalam rangka pemulihan ekonomi setelah covid-19, Bank Indonesia mengambil langkah :
Menginjeksi likuditas sebesar Rp.583,5 T untuk likuiditas perbankan sejak Mei 2020 dengan cara membeli SBN di pasar sekunder melalui repo dan penurunan GMW/LPM.
Untuk pembiayaan yang cukup besar di atas, Bank Indonesia melakukan dua langkah yaitu APBN above the line dan APBN below the line. APBN above the line artinya Bank Indonesia membeli SBN di pasar primer dengan nilai sebesar Rp.443,T. APBN below the line artinya Bank Indonesia menyiapkan likuiditas perbankan untuk pemulihan . SBN yang dimiliki Bank dibeli oleh Bank Indonesia dengan cara Repo Bank, penempatan dana pemerintah dan Repo SBN dan PLJP /LPPS.
Peran Kita  untuk Berinvestasi demi pulihnya pembangunan ekonomi:
Masing-masing lembaga di atas punya produk investasi atau perlindungan yang sesuai dengan izin pendiriannya. Contoh Perbankan:  deposito, peminjaman, Dengan investasi, kita terlibat dalam program pemulihan ekonomi dan pembangunan serta  menjaga perekonomian  Indonesia paska Covid-19.
Berikut ini adalah pilihan berinvestasi yang aman dan terjaga:
- Obligasi Retail:
Obligasi retail yang disingkat dengan ORI, Sukuk, diterbitkan oleh Pemerintah (Kementrian Keuangan). Berfungsi sebagai salah satu sumber investasi jangka menengah dan panjang, dan berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan perekonomian Indonesia.
Jenis obligasi negara yang dapat diperdagangkan dan di pasar perdana itu dijual untuk investor individu dan WNI. Tenornya umumnya 3 atau 5 tahun. Pada jatuh tempo, pihak pembeli akan mendapatkan pokok kembali.
Manfaatnya ORI adalah imbal hasil setiap bulan. Â Selain itu ORI, jika dibutuhkan dapat dijual kembali di pasar sekunder. Investasi ini relatif stabil dan risikonya juga stabil. Pembeliannya dapat dilakukan di mitra Pemerintah seperti bank, non bank dan lembaga-lembaga yang ditunjuk sangat praktis pembeliannya melalui platform online (cocok untuk milenial).
- Obligasi Pemerintah:
Obligasi pemerintah yang berbentuk surat utang negara diterbitkan Pemerintah. Tenornya cukup panjang, ada yang 20, 30, 40 tahun. Obligasi kupon tetap seri (FR-Fixed) rate, sedangkan obligasi dengan kupon variable (seri VR-variable rate), serta ada jenis lain yaitu obligasi dengan prinsip syariat /Sukuk Negara . Obligasi ini juga dapat diperjual belikan di pasar sekunder. Umumnya pembeli harus beli di pasar sekunder dengan harga lebih mahal dari harga dasarnya, tetapi dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari harga sewaktu dibeli. Keuntungan yield ini sebagai salah satu keuntungan tambahan selain kupon.
- QRIS:
Dengan QRIS kita dapat membayar dengan cepat, mudah dan terjaga keamanannya, tidak perlu tatap muka dengan pedagang.
QRIS digunakan oleh semua lapisan masyarakat dari dunia usaha, toko, warung, jasa parkir, loket tiket wisata, sampai donasi.
Cara kerjanya sangat efisien:
- Untuk Qris PEngguna Pindai (MPM): Membuka aplikasi, lalu memindah QRIS milik pedagang, isi nominal, masukkan pin dan bayar.
- Untuk QRIS Pedagang Pindai (CPM): Pengguna menunjukan QRIS pada aplikasi kepada pedagang. Lalu pedagang meindai QRIS pengguna. Transaksi Sukses.
- Untuk QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM): Minta gambar QRIS dari pedagang. Simpan QRIS, buka aplikasi, pilih gambar QRIS yang mau dibayar, isi nominal, masukkan PIN, tinggal bayar.
Bagi para UMKM yang ingin mendaftar dan menggunakan QRIS sebagai salah satu alat pembayaranya , bisa langsung daftar kepada salah satu 38 PJSP baik bank maupun nonbank. Ke-38 PJSP itu sudah memiliki izin QRIS yang terdiri dari bank umum, bank syariah, BPD dan nonbank.
Bagi yang belum memiliki akun, tinggal datang ke kantor cabang atau melakukan pednaftaran online. Daftar PJSP dapat dilihat di situs web Bank Indonesia atau mengetik bit.ly/PJSPQRIS pada browser.
Setelah itu Anda tinggal melengkapi data usaha dan dokumen yang dibutuhkan, menunggu proses verifikasi., pembuatan merchant ID dan pencetakan kode QRIS oleh PJSP. Tahap akhir, Anda perlu belajar materi edukasi PJSP mengenai QRIS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H