Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Program Keluarga Harapan (PKH) Berhasil Perangi Kemiskinan

6 Februari 2019   13:07 Diperbarui: 6 Februari 2019   16:51 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumlah anak berprestasi di tingkat SD : 1,675, tingkat sMP: 459, tingkat SMA 403 dan tingkat universitas yang diterima di Bidik Misi dan beasiswa luar negeri masing-masing 4 dan 78, sedangkan anak yang berhasil dalam bidang sain dari tingkat Kab/Kota sampai nasional mencapai 144.    Jumlah ini diambil dari survei di lingkungan sekolah dari 34 provinsi.

Sumber: PKH
Sumber: PKH
Penurunan tingkat kemiskinan dari 10,12% menjadi 9,82% dalam kurun setahun membuktikan bahwa program PKH berhasil diterapkan untuk mengurangi kemiskinan.

Realisasi pelaksanaan pun sudah mencapai 99.48%.   Para peserta PKH pun dididik untuk disiplin dan berkomitmen melakukan kewajibannya.  Untuk komponen kesehatan, peserta harus mengikuti protokol kesehatan. 

Untuk komponen pendidikan, peserta berusia 6-21 tahun harus terdaftar di sekolah yang telah ditentukan. Untuk komponen kesejahteraan, peserta disabilitas harus untuk memelihara kesehatan dan peserta lansia harus melakukan pemeriksaan kesehatannya.

Usulan:

Sumber PKH
Sumber PKH
Kualitas dari seleksi pendaftaran pesersta PKH itu memang sangat ketat sekali.  Tetapi basis data yang digunakan yaitu Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dan lokasinya itu kadang-kadang datanya tidak terupdate dengan baik.  

Alhasil, tentunya peserta PKH yang terpilih itu tidak tepat sasaran artinya bukan mereka yang benar-benar miskin, tetapi kadang-kadang mereka yang telah cukup baik ekonominya yang terpilih. Untuk memastikan tepat sasaran diperlukan pertemuan dengan anggota penerimaan PKH dari tingkat Kecamatan sebelum pencatatan calon anggota PKH. Contohnya ada keluarga miskin yang suaminya buruh dan istrinya terpaksa bekerja sebagai pembantu karena suaminya kadang-kadang tidak ada pekerjaan. 

Mereka ini pendatang dari kota lain dengan KTP dan NIK dari kota lain . Di Ibu Kota atau di Tangerang Selatan, mereka hanya menumpang untuk mencari pencaharian.  Mereka inilah yang tidak pernah tersentuh sebagai PKH karena mereka belum tercatat di kecamatan tempat mereka tinggal sementara.

Pembagian dana PKH  harus tepat waktu karena ketepatan waktu itu menjadi titik sentral keberhasilan program. Misalnya untuk dana pendidikan dimana biasanya dibutuhkan saat menjelang anak kelas dan untuk pendaftaran kembali.  Jika dana terlambat dicairkan makan kesempatan anak untuk sekolah jadi hilang.

Perlu ditekankan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) untuk memiliki mindset dan kesadaran tinggi bahwa masih banyak peserta lain yang belum menerima manfaat yang menantikan bantuan ini. Dana ini bukan untuk konsumtif tetapi digunakan sebagaimana yang diharapkan. Diharapkan bahwa jumlah KPM yang dibantu pun tepat jumlahnya.

Apabila Presiden Jokowi menaikkan nilai dari komponen PKH sebaiknya kenaikan itu digunakan untuk kenaikan jumlah penerima manfaat PKH ketimbang kenaikan komponen kepada masing-masing penerima manfaat yang telah ditetapkan. Pertimbangannya adalah untuk akselarasi penurunan tingkat kemiskinan makin cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun