Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Trauma Healing untuk Luka Batin dan Kesehatan Mental

15 Oktober 2018   16:22 Diperbarui: 23 Oktober 2018   21:28 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila kita menemui orang-orang yang bertingkah laku eksentik, aneh, tidak mampu berfungsi optimal dalam kehdupan sehari-hari, ada distres subjektif seperti fobia yang sangat, maka orang itu  gagal dalam penyesuaian.  

Penyesuaian itu memang tidak mudah.  Ada dua hal yang harus dilakukan untuk penyesuaian yaitu dari lingkungan atau dari diri kita sendiri.   Penyusaian dari lingkungan, artinya  kita tidak bisa mengubah diri kita, tetapi kita harus adaptasi terhadap lingkungan contohnya udara yang panas sekali, tidak mungkin membuat hujan. Salah satu adaptasinya adalah dengan memasang AC .

Penyesuaian dari diri sendiri maka kita harus mengubah diri untuk beradaptasi  dengan  lingkungan . Contohnya pada acara resmi, setiap orang diharuskan memakai pakain formil karena acara bersifat formil.  Jika kita mengenakan pakaian bebas, maka kita gagal dalam penyesuaian diri .

Parameter dalam menentukan apakah seseorang itu sehat mentalnya atau tidak , dilihat dari dua pendekatan:

  • Statistik: berdasarkan frekuensi kemunculan perilaku.  Jika perilaku normal itu antara rentang 0-100, tetapi angka kita berada dibawah nol dan di atas nol maka kita diangkap tidak sehat
  • Norma/Budaya berdasarkan nila-nilai kebudayaan yang berlaku di suatu setempat. Contohnya jika di Indonesia, anda mengenakan pakaian bikini, maka kita diangkap orang yang tidak sehat.
  • Distres subjektif artinya apakah individu itu merasakan adanya tekanan atau tidak :
  • Distres subjekif itu ada tiga bagian yaitu:
  • Positif:  contohnya kita tertekan karena banyak pekerjaan sebagai panitia suatu proyek dimana pekerjaan itu harus diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat. Waktu jadi stres positif.
  • Distres negatif:  contohnya seseorang mahasiswa/i  sudah mendekati ujian semester. Dia tak mau belajar, malas, merasa sedih karena hal-hal yang tidak wajar.
  • Fungsi atau peran sosialnya :  tidak mampu menjalankan perannya . Contohnya seseorang itu sebagai seorang mahasiswa perannya belajar; dia sebagai anak tertua perannya mengayomi adik-adiknya dan memberikan teladan kepada adik-adiknya;   dia sebagai bagian komunitas dia berinteraksi atau berkomitmen antar sesama anggota. Jika dia jadi pengurus komunitas dia mampu bertanggung jawab atas tugasnya sebagai pengurus.
  • Interpesonal:  apakah dia mampu untuk menjalin relasinya dengan orang lain.  Jika kita memiliki mental sehat, mampu memelihara hubungan baik dalam pembicaraan maupun sikap kita terhadap teman, relasi.   

Ada beberapa penyakit gangguan mental:

Depresi:  jika kita kehilangan minat, kegembiraan, energinya berkurang, mudah lelah, menurunnya aktivitas. Gejala lainnya tidak dapat berkonsentrasi, kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah, tidak berguna, pesimistis, keinginan bunuh diri, gangguan tidur dan nafsu makan.

Gangguan kecemasan:  Dimulai dengan kecemasan umum , ketegangan, motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran), overaktivitas otonomik.   

Fobia: takut, cemas, pada objek yang seharusnya tidak membahayakan.

Panik: Datangnya secara tiba-tiba pada situasi yang sebenarnya tidak berbahaya.

Gangguan stres Pasca Trauma:   Harus dipulihkan apabila setelah 6 bulan kejadian traumatik masih sering muncul. Bayang-bayang atau mimpi-mimpi buruk yang dialaminya secara berulang-ulang.

Prinsip-prinsip mengembangkan kesehatan mental diri dan lingkungan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun