Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Generasi Milineal Butuh Interaksi Digital yang Mumpuni

6 Februari 2017   12:12 Diperbarui: 17 Februari 2017   17:53 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketimpangan perkembangan digital internet di Indonesia:

jaringan-5898053d3f23bd300f34eed3.jpg
jaringan-5898053d3f23bd300f34eed3.jpg
Dari sekian pengguna internet yang demikian besarnya,  bahkan mereka yang berkecimpung dalam dunia  digital ekonomi,  sejumlah aplikasi yang telah digunakan di Indonesia itu berasal dari luar negeri.   Katakan Blackberry Messanger, FacebookdanWhatsApp Messanger masih menjadi aplikasi gratis terlaris yang diunduh lewat Google Playstore.

Technopreneur luar negeri mampu menguasai pangsa pasar pengguna digital internet Indonesia ke dalam saku mereka.   Mereka jadi top leader di aplikasi domestik.   Hasilnya mereka juga mampu meraih keuntungan dengan menjadi penyedia aplikasi global yang berbagsis di luar negeri.   Sumbangan pemasukan rata-rata sebesar Rp.14 triliun kepada aplikasi global.   Sebagai contoh Facebook mampu meraup USD 500 juta, twitter USD 180 juta atau Linkedin USD 90 juta.  Tetapi mereka tidak membayar pajak kepada Indonesia karena kita belum punya perangkat yang menjangkau aplikator luar negeri.

Kendala utama adalah kekurangan technoprenur yang mumpuni untuk menciptakan aplikasi local yang mampu bersaing dengan luar negeri,  Untuk bersaing dengan luar negeri pun para tecknoprenur lokal belum memiliki kemampuan finansial yang begitu besar.  Modal besar diperlukan dalam suatu start-up di tahun pertama dan kedua.  Katakanlah untuk menyewa server atau transmisi,  dibutuhkan dana setidaknya Rp100-150 juta per tahun.

Menjawab Tantangan:

telcom.com
telcom.com
Dengan adanya perubahan dari pola tradisional menjadi semua serba menggunakan jaringan internet.   Dampaknya  proses bisnis pun berubah karena setiap bisnis membutuhkan jaringan, dan infrastruktur yang memadai untuk menunjang bisnis ekonomi digital. 

PErkembangan digital ekonomi pun telah berdampak besar di  seluruh kehidupan rakyat Indonesia terutama di bidang ekonomi. 

Mengubah pola tradisional menjadi digital ekonomi  dengan banyak kelemahan yang sudah kita ketahui harus ada solusinya. Kelemahan itu antara lain technoprenur yang mumpuni,  infrastuktur yang mampu menyediakan transmisi dan server yang begitu cepat dan luas menjangkau ke seluruh Indonesia.

Infrastruktur adalah bagian terpenting dari pembangunan digital.   Jika saat ini jaringan internet hanya berdasarkan dari jaringan tetap dan jaringan bergerak dimana kapasitasnya terbatas yang dibangun oleh  perusahaan telekomunikasi.  Dalam beberapa tahun yang akan datang  jaringan bergerak pun  sudah tak mampu lagi untuk menjawab kebutuhan dari digital seluruh kegiataan ekonomi. Oleh karena itu PT. Telkom Indonesia telah menemukan solusi tepat untuk meluncurkan Satelit Telkom 3S untuk evolusi jaringan bergeraknya.

 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom Indonesia sebagai perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi terlengkap se-Indonesia terus melakukan pengembangan terhadap infrastruktur yang dimilikinya. Pada awal tahun 2017, Telkom Indonesia meluncurkan Satelit Telkom 3S sebagai upaya pemerataan akses telekomunikasi yang menjangkau seluruh nusantara, khususnya wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil). Dengan diluncurkannya satelit baru andalan dari PT. Telkom Indonesia.

Telkom-3S akan dilengkapi dengan 24 transponder  C-band, 8 sambungan transponder C-band, dan 10 transponder Ku-band. Transponder C-band akan mencakup wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, transponder sambungan C-band akan mencakup Indonesia dan Malaysia.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun