Bayangkan seluruh komunikasi yang digunakan oleh setengah penduduk Indonesia telah terhubung melalui jaringan internet. Internet jadi idola dalam komunikasi rakyat Indonesia
Di tahun 2016 , pengguna internet di Indonesia sudah mencapai sebesar 132,7 juta orang dari total penduduk sebesar 256,2 juta orang. Hal ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan sebesar 51.8% dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebesar 88 juta pengguna.
Data ini berdasarkan dari survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) .
Mayoritas dari pengguna internet berada di PUlau Jawa yang mempresentasikan sebesar 86,3 juta orang atau 65 persen dari angka total pengguna internet tahun ini.
Sedangkan sisanya adalah sebagai berikut:
- 20,7 juta atau 15,7 persen di Sumatera.
- 8,4 juta atau 6,3 persen di Sulawesi.
- 7,6 juta atau 5,8 persen di Kalimantan.
- 6,1 juta atau 4,7 persen di Bali dan NTB.
- 3,3 juta atau 2,5 persen di Maluku dan Papua.
Pengguna internet itu lebih praktis menggunakan smartphone atau gadget. Mudahnya mendapatkan dan membeli smartphone jadi pilihan utama dari pengguna internet. Kemudahan mendapatkan smartphone ini karena banyaknya perusahaan smartphone atau gadget yang memproduksinya mulai dari harga yang murah sampai yang termahal kelasnya.
Pengguna smartphone menjadi nomer 1 sebagai pengguna smartphone ini dengan statistik sebagai berikut:
67,2 juta orang atau 50,7 persen mengakses melalui perangkat genggam dan komputer.
63,1 juta orang atau 47,6 persen mengakses dari smartphone.
2,2 juta orang atau 1,7 persen mengakses hanya dari computer
Komunikasi via internet bukan hanya untuk keperluan pribadi saja, tetapi sudah merambah ke semua sektor atau bidang lainnya seperti Keuangan, bisnis, UMKM , pendidikan, digital ekonomi dan digital kreatif.
Konsep digital ekonomi terbagi dalam tiga kategori:
- E business infrastruktur : hardware, software, telecoms, networks, human capital
- E Business : jaringan maupun proses dari suatu bisnis (start up bisnis)
- E-commerce: distribusi dari satu produk
Ketimpangan perkembangan digital internet di Indonesia:
Technopreneur luar negeri mampu menguasai pangsa pasar pengguna digital internet Indonesia ke dalam saku mereka. Mereka jadi top leader di aplikasi domestik. Hasilnya mereka juga mampu meraih keuntungan dengan menjadi penyedia aplikasi global yang berbagsis di luar negeri. Sumbangan pemasukan rata-rata sebesar Rp.14 triliun kepada aplikasi global. Sebagai contoh Facebook mampu meraup USD 500 juta, twitter USD 180 juta atau Linkedin USD 90 juta. Tetapi mereka tidak membayar pajak kepada Indonesia karena kita belum punya perangkat yang menjangkau aplikator luar negeri.
Kendala utama adalah kekurangan technoprenur yang mumpuni untuk menciptakan aplikasi local yang mampu bersaing dengan luar negeri, Untuk bersaing dengan luar negeri pun para tecknoprenur lokal belum memiliki kemampuan finansial yang begitu besar. Modal besar diperlukan dalam suatu start-up di tahun pertama dan kedua. Katakanlah untuk menyewa server atau transmisi, dibutuhkan dana setidaknya Rp100-150 juta per tahun.
Menjawab Tantangan:
PErkembangan digital ekonomi pun telah berdampak besar di seluruh kehidupan rakyat Indonesia terutama di bidang ekonomi.
Mengubah pola tradisional menjadi digital ekonomi dengan banyak kelemahan yang sudah kita ketahui harus ada solusinya. Kelemahan itu antara lain technoprenur yang mumpuni, infrastuktur yang mampu menyediakan transmisi dan server yang begitu cepat dan luas menjangkau ke seluruh Indonesia.
Infrastruktur adalah bagian terpenting dari pembangunan digital. Jika saat ini jaringan internet hanya berdasarkan dari jaringan tetap dan jaringan bergerak dimana kapasitasnya terbatas yang dibangun oleh perusahaan telekomunikasi. Dalam beberapa tahun yang akan datang jaringan bergerak pun sudah tak mampu lagi untuk menjawab kebutuhan dari digital seluruh kegiataan ekonomi. Oleh karena itu PT. Telkom Indonesia telah menemukan solusi tepat untuk meluncurkan Satelit Telkom 3S untuk evolusi jaringan bergeraknya.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom Indonesia sebagai perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi terlengkap se-Indonesia terus melakukan pengembangan terhadap infrastruktur yang dimilikinya. Pada awal tahun 2017, Telkom Indonesia meluncurkan Satelit Telkom 3S sebagai upaya pemerataan akses telekomunikasi yang menjangkau seluruh nusantara, khususnya wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil). Dengan diluncurkannya satelit baru andalan dari PT. Telkom Indonesia.
Telkom-3S akan dilengkapi dengan 24 transponder C-band, 8 sambungan transponder C-band, dan 10 transponder Ku-band. Transponder C-band akan mencakup wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, transponder sambungan C-band akan mencakup Indonesia dan Malaysia.
Telkom-3S adalah satelit komunikasi geostasioner milik Indonesia dan satelit ke-4 milik Telkom setelah Telkom-1, Telkom-2, Telkom-3. Satelit Telkom-3S dibangun atas kerjasama Telkom Indonesiadengan Thales Alenia Space. Peluncurannya disiapkan pada tanggal 15 Pebruari 2017.
Dalam rangka peluncuran Telkom-3S, diundanglah 250 siswa-siswi dari empat kawasan 3T (Terdepan, Terluar dan Terpencil), santri serta anak yatim piatu ke Stasiun Pengendali Utama Satelit Cibinong, Bogor Jawa Barat.
Tujuan mengundang anak-anak melihat Pengendali Utama Satelit agar anak mengenal lebih jauh mengenai satelit dengan konsep Widya Wisata dengan tema “Jelajah Angkasa Anak Bangsa”. Disamping itu mereka akan diajak meninjau pusat pengendali yang terdapat di Stasiun Pengendali Utama Satelit Cibinong, mereka juga disuguhkan pengalaman menjelajahi angkasa melalui virtual realityvideo 360operjalanan dari bumi menuju angkasa serta Dome Planetariumyang terdapat di lokasi Widya Wisata.
Kiprah Pengelolaan satelit selama 40 tahun oleh Telkom ditandai dengan mengedukasi anak-anak sejak dini agar mereka mengenal dunia satelit terhadap aktivitas komunikasi masyarakat setempat. Anak-anak ini dipilih secara khusus, para pelajar yang kebetulan daerahnya memiliki Stasiun Bumi Kecil (SBK) seperti di Sabang, Merauke, Nunukan dan Flores .
Siap menyambut Dunia Digital:
Dalam segi kontribusi, Telkom-3S memiliki beberapa kontribusi. Kontribusi pendapatan revenue sebesar di atas Rp.110 triliun atau dibawah 10%. Jika dibandingkan kontribusi pendapatan yang lain (retail) memang kontribusi ini tidak begitu besar . Namun, kontribusi yang sangat penting adalah misi dari peluncuran Telkom-3S, untuk memenuhi kebutuhan yang menjangkau seluruh rakyat Indonesia.
Sebelum adanya Telkom-3S, Telkom menyewa transporder dari asing, sekarang setelah adanya peluncuruan Telkom-3S memiliki kapasitas 49 transponder, dengan 12 Std (24 TPE), 8 Ext (12 TPE), dan 10 Ku (13 TPE).
Peluncuruan Telkom-3S
Satelit TelkomS3 berhasil diorbitkan kemarin (15/02) di Guyana.
Satelit Telkom 3S adalah satelit komunikasi geostasioner milik Telkom Indonesia. Satelit ini ditempatkan pada posisi di atas equator dan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan berbentuk lingkaran yang memiliki sumbu rotasi sama dengan bumi. Satelit Telkom 3S akan menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara dan sebagian Asia Timur. Satelit Telkom 3S didesain untuk dapat melayani siaran televisi berkualitas tinggi (High-Definition Television), layanan komunikasi seluler, serta broadband internet.
Dibandingkan satelit lain, Satelit Telkom 3S memiliki sejumlah keunggulan. Satelit Telkom 3S mampu memberikan layanan dengan bit-rate lebih tinggi, sehingga menghasilkan kualitas komunikasi yang lebih baik. Selain itu Satelit Telkom 3S mampu mendukung siaran televisi berkualitas tinggi (High-Definition Television), layanan komunikasi seluler, serta broadband internet yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara dan sebagian Asia Timur.
Suksesnya peluncuran menjadi tonggak masa depan bangsa Indonesia di bidang Digital.
Sumber informasi:
- Pengembangan Digital Ekonomi: Masa Depan Aplikasi Indonesia
- Telkom Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI