Alhamdulillah, Tuhan berkenan menitipkan pengalaman yang 180 derajat berbeda dari sebelumnya: Proses kehamilan sehat dengan stamina jauh lebih prima, persiapan melahirkan yang jauh lebih matang dan berkesadaran, berada dalam lingkungan yang aman, penuh dukungan dan suasana kasih sayang.
Hormon cinta itu pun hadir. MELIMPAH RUAH.
Oksitosin membuat saya mampu melalui proses persalinan yang sepenuhnya alamiah. Tanpa perlu induksi, tanpa perlu kesakitan, bahkan tanpa perlu mengejan saat mengeluarkan bayi.
Bibir saya kembali menyungging senyum, ketika memandangi satu demi satu dokumentasi persalinan anak kedua kami.
Here i am.
Saat itulah, untuk pertama kalinya saya membuktikan sendiri. Bahwa usai melahirkan bayi, seorang perempuan BISA dan MUNGKIN BANGET kok berada dalam kondisi bugar, segar, berbinar-binar. CANTIK. Bahkan kelihatan jauh lebih cantik dari biasanya.
Pasca bersalin, saya justru seperti baterai yang baru saja recharge. Penuh energi. Hepi. Semu merah di pipi.
Pengalaman itu juga dirasakan oleh banyak perempuan, dan beberapa di antaranya saya saksikan dengan mata kepala sendiri. Termasuk mereka, yang menjalani proses persalinan secara operasi dengan penuh kesadaran dan persiapan matang.
....
Oleh sebab itu, saya pun SEPAKAT dengan ucapan Hannah Dahlen, Associate Professor of Midwifery dari University of Western Sydney: Bahwa Kate BISA berjalan menuruni tangga, masuk mobil, dan meninggalkan rumah sakit dalam keadaan berseri-seri (yang konon tidak seperti orang habis melahirkan) karena ia memiliki pengalaman persalinan yang positif, minim trauma.
Dalam persalinan yang minim trauma, tubuh seorang perempuan dibanjiri oleh "hormon cinta". Persis seperti yang kita rasakan seusai ber "uh-uh-ah" dan mencapai orgasme saat bercinta ;)