Mohon tunggu...
Dyah Pratitasari
Dyah Pratitasari Mohon Tunggu... profesional -

Full time Mama | Breastfeeding Counsellor | Serves Preggos | Holistic Life Runner | pritazamzam@gmail.com | FB: Dyah Pratitasari | Twitter: @PritaZamZam\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menebus Surga

18 Februari 2014   02:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun semua ini melumpuhkan syaraf lidahku.

Kelu. Bisu.


.....

Suara pertama dalam setengah jam terakhir...

Ia tahu prianya tidak benar-benar tidur.

”Kadang aku berpikir kita dilahirkan untuk jadi dua macam kepribadian. Satu menjadi yang diinginkan masyarakat, satunya lagi diri yang sejati. Sayang, yang terakhir ini justru sering dipaksa bersembunyi. Demi yang kau bilang tadi, Bang. Norma, nilai. Sampai kapan kita menjadi pembohong besar bagi diri sendiri?”

”Kamu membuat ngantukku minggat!”, pria itu mendekati wajah perempuannya, ”Lebih baik kita merdekakan saja diri kita dengan mendengar suara milik diri sejati."

Usai berkata, sang pria melepaskan tubuh dari pelukan si perempuan, berdiri menuju meja kusam di sudut ruangan. Diambilnya sebungkus rokok yang hampir kadaluarsa, disulut tanpa sabar, menghisapnya dalam-dalam. Seketika bulatan demi bulatan asap menyembul dari hidung dan mulutnya.

Belum habis, tapi batang isi tembakau itu dibuang ke lantai.

Tangannya bergerak bimbang seperti ingin meraih tangan si perempuan, tapi ia urungkan niat itu.


”Kamu tahu, kita sedang belajar untuk itu,” diremasnya pundak perempuannya tiba-tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun