Mohon tunggu...
Dyah Pratitasari
Dyah Pratitasari Mohon Tunggu... profesional -

Full time Mama | Breastfeeding Counsellor | Serves Preggos | Holistic Life Runner | pritazamzam@gmail.com | FB: Dyah Pratitasari | Twitter: @PritaZamZam\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Merapikan Koran

19 Juni 2014   03:51 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:11 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukan dibuang. Tapi ditinggal. Nanti ada yang mengambil. Untuk dijual", jawab saya.

"Siapa yang ambil?", tanyanya lagi.

"Trash picker. Dalam bahasa Indonesia, namanya pemulung," saya menjelaskan.

"Itu sama dengan buang sampah sembarangan. Kalau mau kasih untuk pemulung, kenapa tidak dengan cara lain yang lebih baik? Kita bisa lipat koran dan letakkan di suatu tempat. Pemulung bisa ambil koran dengan mudah. Koran juga masih dalam kondisi yang bagus untuk dijual", tukas Kipley panjang lebar. Ia memandangi wajah saya lekat-lekat, "Iya, kan?".

Saat itu juga, hawa panas menjalar ke seluruh tubuh.

Wajah saya memerah. MALU.


Tersadar bahwa saking "biasanya" membiarkan koran berserakan, saya merasa bahwa itu seolah merupakan hal yang wajar untuk dilakukan.

Tersadar bahwa yang berlaku secara umum itu belum tentu benar, dan yang perlu saya lakukan saat itu adalah berdamai dengan ego. Mengakui kesalahan.


Ya. Saya salah.

Saya mau berubah.

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun