Semua ini, terjadi karena pengaruh daya beli yang sangat lemah didalam masyarakat akibat dari :
1. Dampak dari kondisi Pandemi Covid19 sejak 2020 hingga 2023 yang diikuti dengan berbagai keputusan makro ekonomi dari Pemerintah 2020-2021-2022 yang berdampak sangat berat kepada sektor riil.
2. Adanya keputusan makro ekonomi dengan kenaikan harga BBM secara berkali kali yang dilakukan oleh Pemerintah. Semakin menambah beban kehidupan masyarakat dan menambah perlemahan daya beli.
3. Protein Hewani satu satunya yang paling terjangkau oleh daya beli masyarakat saat ini adalah Daging dan Telur Ayam. Karena anjloknya daya beli pada masyarakat berdampak kepada konsumsi protein hewani khususnya unggas.
4. Harga daging ayam yang semakin menurun di pasar LB (Live Bird) karena terjebak dalam daya beli masyarakat yang sangat lemah, membuat rencana supply kedalam pasar konsumen juga harus dikurangi. Disamping itu adanya permainan dikeluarkannya stock karkas pada setiap Cold Storage para perusahaan besar perunggasan untuk mendapatkan peluang harga yang baik di pasar.
5. Semua para peternak unggas melakukan penyesuaian Chick-in dan berdampak kepada Breeding Farm BF) juga harus mengurangi populasi DOC Final Stock-nya dengan cara Pengendalian produksi dilakukan melalui afkir dini PS umur 50-54 minggu dan cutting HE fertil umur 19 hari. Â
6. Seharusnya Pemerintah sudah saatnya mendrive para perusahaan PT. Integrator, budidaya FS-nya WAJIB EXPORT dan sudah saatnya mereka ditugaskan untuk mendatangkan devisa bagi Negara dari sektor usaha perunggasan. Pemerintah sebaiknya membuat PERPRES atau KEPPRES SEGMENTASI PASAR untuk itu dalam hal Segmentasi Pasar dimana usaha Budidaya Peternakan Rakyat khusus untuk memenuhi Pasar Dalam Negeri. Â Â Â Â Â Â Â Â Â
7. Jikalau para PT Integrator tidak bisa diatur oleh Pemerintah, sebaiknya sesuai dengan keputusan di MK dan sebab adanya PT. Berdikari sektor Perunggasan, kita jadikan saja PT.Berdikari menjadi lokomotif UMKM Peternakan Unggas dan kita para Peternak Rakyat bersama PT.Berdikari ter-Integrasi bersaing sehat dengan PT. Integrator dengan formula bagan usaha Closed Loop Ekosistem Perunggasan yang dikembangkan lagi. Selama ini kita perhatikan, malah PT.Berdikari Perunggasan terkooptasi dengan permainan konspirasi PT. Integrator Unggas, sehingga PT.Berdikari melenceng dari missi tujuan semula. Â Â Â Â Â Â Â
Tetapi kenyataan dilapangan Pengendalian produksi ini (Cutting) tidak berjalan sesui dengan perencanaan sebagai akibat dari pengawasan yang tidak baik dari pihak pelaksana Pemerintah pada masing masing BF.
Akibat adanya Cutting adalah yang terjadi tingkat harga DOC untuk para Peternak menjadi naik dan mahal yang terjadi pada setiap Pengendalian produksi DOC di BF, sementara pada kandang kandang Komersial Budidaya para perusahaan Integrator dalam kapasitas penuh untuk mengimbangi dan antisipasi kekurangan daya beli untuk Chick-in pada masing masing para Peternak Pembudidaya.
Adanya pengaturan didepan tentang Pengendalian produksi DOC, semua ini terjadi dan berjalan tanpa koordinasi yang baik dan tanpa adanya Pengawasan yang baik lanjutan dari Pemerintah sehingga yang terjadi adalah Kartel harga LB yang dilakukan oleh para Perusahaan terbesar terjadi. Sehingga sangat berdampak kepada para Peternak Rakyat yang populasinya kecil dan HPP-nya selalu tinggi karena variable harga pokok Peternak Rakyat adalah membeli dari para perusahaan Integrator, sedangkan harga panen LB ditentukan para perusahaan Integrator.