Dalam musim kemarau panjang ini, Puncak Musim Hujan 2019/2020 di 342 Zona Musim (ZOM) diprakirakan umumnya terjadi pada bulan Januari 2020 sebanyak 128 ZOM (37.4%) dan bulan Februari 2020 sebanyak 115 ZOM (33.6%). (info dari BMKG)
Kita perlu waspada kondisi harga jagung kita yang saat ini berada pada HET Rp.4.450,-/kg. Jika kemarau mencapai sampai dengan Desember 2019, artinya musim tanam bisa dimulai pada bulan Januari 2020 artinya harus ada persediaan untuk 7 bulan kedepan hingga panen raya jagung didalam negeri. Jika mulai tanam jagung pada Januari 2020 panen jagung kering giling sekitar bulan April 2020.
Dalam kondisi tanaman jagung yang masih seadanya didalam negeri diprediksi harga jagung akan naik mencapai Rp.5.700,-/kg. Agar hal ini tidak terjadi, pemerintah seharusnya melakukan importasi jagung segera agar harga jagung tetap pada posisi maximal Rp. 4.000,- s/d Rp. 4.150,- dan bisa ditekan terus harganya dengan produktifitas lahan serta bibit tanaman.
Jika harga jagung naik maka harga pakan juga harus naik sehingga memperlemah daya saing produksi perunggasan Nasional. Selama ini, rata-rata produktivitas jagung lokal sekitar 6 ton per hektar (Ha). Oleh karena itu, kita mendukung untuk produktivitas lahan tanaman jagung naik menjadi 8 hingga 10 ton per Ha serta taget produksi jagung oleh Pemerintah 33 juta ton akhir tahun 2019. Apalagi kita dihadapkan dengan segera masuknya daging ayam import karkas beku ex Brazil dikonsumen Indonesia dengan maximal harga Rp.21.000,- s/d Rp.24.000,-/kg dibandingkan harga karkas lokal Rp.33.000,- s/d Rp.37.000,-/kg.Â
Perlu antisipasi untuk memenuhi kebutuhan tersedia stok jagung lokal 6-7 Bulan kedepan. Jika para Feedmiller (FM) memproduksi pakan Nasional pertahun +/-17 juta ton, maka kebutuhan jagung adalah 50% = 8,5 juta ton/tahun, maka per bulannya = 700 ribu ton. Dampaknya adalah kebutuhan jagung Nasional sebesar 6-7 Bulan selama paceklik atas kemarau panjang dibutuhkan persediaan jagung sebanyak +/-4 juta ton.
Kita prediksi stock jagung selama musim kering ini yang ada diseluruh FM dan di Pemerintah dan lainnya ada sebanyak +/-2 juta ton, maka jagung yang harus diimport oleh Pemerintah sebanyak +/-2 juta ton yang bisa dicicil impor dalam 2-3 tahapan periode berdekatan. Harga jagung internasional $189,42/Metric ton = Rp. 2.702,-/kg (1$ = Rp.14.263). Diharapkan BULOG bisa sebagai pengimportnya agar tidak terjadi spekulasi permainan harga jagung didalam negeri jika pihak swasta yang mengimpornya (motivasi faktor rente).
Tata Produksi merupakan bagian dari andalan peningkatan daya saing usaha perunggasan Nasional :
Sebenarnya Pemerintah cq, Kementerian Pertanian RI sudah sangat terbantu dengan adanya Tim Analisa yang selama ini sudah dapat menghadirkan data populasi Breeding Farm (BF) untuk GPS, PS sehingga bisa diawasi populasi FS bagi kebutuhan masyarakat.
Akan tetapi sangat disayangkan, para Breeder dari perusahaan besar terintegrasi termasuk data produksi pakan unggas (GPPU+GPMT), tidak terbuka secara jujur menyampaikan datanya yang sesungguhnya kepada pihak Tim Analisa sehingga populasi DOC-FS Nasional yang bisa dicatat oleh Tim Analisa sebesar +/-68 Juta ekor per Week dan disinyalir lebih dari dampak adanya importasi Hatching Eggs GGPS pada tahun 2016 (rekayasa A-B-C-D Line berdampak hingga tahun 2020).
Selanjutnya mengenai Saleable Chick 1 ekor indukan GPS dapat menghasilkan 40 ekor indukan PS selanjutnya 1 ekor indukan PS dapat menghasilkan 130 ekor DOC Final Stock sangat perlu diperbaiki dan disepakati karena kenyataannya dilapangan berbeda malah 1 ekor GPS =44 ekor PS dan 1 ekor PS = 150 ekor FS sekaligus termasuk masa afkir GPS dan PS disemua BF. Jika tidak dibenahi, perbedaan ini cukup signifikan bisa menimbulkan adanya over supply bibit yang memicu over supply produksi.
Potensi produksi DOC FS tahun 2019 (Januari - Desember 2019) sebanyak 3.461.249.146 ekor setara daging 3.647.805 ton. Konsumsi daging Ayam Ras Nasional Perkapita/tahun tahun 2019 sudah mencapai sebesar 12,13 kg (data DJPKH). Masyarakat Brazil, sudah menkonsumsi sebesar 44 kg/kapita/tahun. Pola selama ini yang terjadi adalah adanya sistem terintegrasi akan tetapi menghancurkan kehidupan usaha para peternak rakyat dan terjadilah kanibalistik usaha dalam permainan harga DOC dan Pakan serta LB bahkan Integrasi Usaha ini, tidak terjadi adanya kemampuan daya saing yang tinggi dalam produksi perunggasan Nasional (malah yang ada adalah Integrator jago kandang) dan ini tidak boleh terjadi lagi.