Mohon tunggu...
Dudy Subagdja
Dudy Subagdja Mohon Tunggu... -

"satu detik,satu menit sangat menentukan"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Lamarlah Aku [PDKT]

4 April 2015   12:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tidak”….. Putri tersenyum, pipinya sedikit memerah, terlihat ia memendam rasa malu.

“Lalu?”

“Maksudmu?”

“Daddyku” Putri mendahului.

“Hmmm… iya Put”? jawab Fahmi ragu.

“Aku tidak pernah ragu akan keyakinan kalian” suara berat penuh wibawa itu muncul tiba-tiba

Pak Burhan menepuk bahu kami, rupanya Putri dan ayahnya sengaja datang ke warung pecel lele ini dan membuat satu kejutan didalam hidupku.

“Tidak ada perbedaan diantara kita, yang ada satu keyakinan, satu tujuan, untuk kearah kebaikan, bukan begitu nak Fahmi?”

“Amien Om”…..

“Panggil saja aku Ayah…. Anggap saja aku pengganti ayahmu, besok antarkan ayah untuk melihat ibumu”.


Fahmi terdiam, ia menunduk malu, wajahnya terlihat memerah, mungkin ia menyembunyikan rasa malu kedasar hatinya. Diseberang sana aku melihat pak Rahmat mengacungi jempol dan tersenyum kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun