Kabul hanya diam saja, dan merasakan kamaluannya dingin dan tak terasa sakit sampai keesokan harinya.
Teman-teman Kabul yang mendengar kabar kalau ia sudah sunat, berdatangan mengunjungi Kabul. Kamarnya penuh sesak, di lincak, di lantai tanah itu mereka memenuhi kamar kecilnya Kabul, namun mereka tertawa terbahak-bahak, senang, gembira sambil menunjukkan kemaluannya masing-masing yang sudah disunat, berisik, terdengar suara "Apik nggonku," "Nggonmu wis apik bentuk e Bul....," "Weh..., Apik iki, Bundune sempurno"
Tiba-tiba Mbok Sinap Masuk dan mengagetkan mereka. Mereka terdiam melihat Mbok Sinap dengan kayu kering sebesar jempol di tangan kirinya. "Ageh dulinan konok-an!, tak ceplesi siji-siji kapok kowe," Mbok Sinap marah, lalu keluar.
Mereka menahan tawa dan cekiknya, sambil saling pandang, memandang kepala mereka masing-masing. []
Rumah Jogo Kali, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H