Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kepala-Kepala Kemaluan

12 April 2022   05:30 Diperbarui: 12 April 2022   05:34 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabul hanya diam saja, dan merasakan kamaluannya dingin dan tak terasa sakit sampai keesokan harinya.

Teman-teman Kabul yang mendengar kabar kalau ia sudah sunat, berdatangan mengunjungi Kabul. Kamarnya penuh sesak, di lincak, di lantai tanah itu mereka memenuhi kamar kecilnya Kabul, namun mereka tertawa terbahak-bahak, senang, gembira sambil menunjukkan kemaluannya masing-masing yang sudah disunat, berisik, terdengar suara "Apik nggonku," "Nggonmu wis apik bentuk e Bul....," "Weh..., Apik iki, Bundune sempurno"

Tiba-tiba Mbok Sinap Masuk dan mengagetkan mereka. Mereka terdiam melihat Mbok Sinap dengan kayu kering sebesar jempol di tangan kirinya. "Ageh dulinan konok-an!, tak ceplesi siji-siji kapok kowe," Mbok Sinap marah, lalu keluar.

Mereka menahan tawa dan cekiknya, sambil saling pandang, memandang kepala mereka masing-masing. []

Rumah Jogo Kali, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun