Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Baju Lebaran untuk Nana

10 Mei 2021   17:19 Diperbarui: 10 Mei 2021   17:25 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada apa Pak Badrun?" Ketika pak RT tepat melintas di depanku

"Anu..., Nak Rudi, Tabrak lari, Pak Ponidi jadi korban." Wajahnya terlihat panik

"Lho, sekarang di mana?" tanyaku penasaran

"Di Puskesmas, mari ikut kerumahnya Nak, kita bantu warga lain untuk ikut beberes di sana." Ajak Pak RT

"Enggih monggo pak."

Setelah aku mengunci pintu rumah, aku menyusul Pak RT yang sudah lebih dulu jalan ke rumah Pak Ponidi. Di sana sudah ramai orang, terlihat wajah mereka panik, marah dan sedih, di dalam terdengar tangisan yang keras sekali.  Nana, iya..., aku langsung masuk ke rumah itu, dan ternyata benar, Nana menangis, dua kali aku melihatnya menangis, sekarang sangat histeris. Ia dirangkul Bik Sodah, sambil mengelus rambut dan pundaknya. "Sabar nduk, sabar."

Tak lama kemudian, Pak RT mendekatiku, "Nak, Bisa ikut ke puskesmas? Menjemput Pak Ponidi." Aku menganggukkan kepala, masuk ke mobil Hijet milik tetangga. Di sepanjang jalan menuju puskesmas kami terdiam. Hanya suara mesin dan knalpot kendaraan yang lalu lalang mengisi kesepian.

"Nak, sampean punya adik?" tiba-tiba Pak RT mengawali perbincangan.

"Tidak punya pak, saya anak terakhir dari dua bersaudara. Kenapa nggih pak?"

"Jika nanti Nana ikut sampean bagaimana? kata beberapa warga, sampean cukup dekat dengan Pak Ponidi,"

Aku masih tak mengerti maksudnya, memang, kami sering bertegur sapa, mengirimkan makanan, dan sesekali jagongan di kursi reotnya, tapi bukan berati kami dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun