Sungguh kita hanya tulang yang bisa remuk seketika
Sungguh kita hanya daging yang akan terpanggang di neraka
Sungguh kita hanyalah makanan bagi para belatung kelak
Sungguh kita akan mendapatkan balasan atas apa yang kita lakukan
Dimana para pahlawan yang katanya penyelamat?
Dia hanya manusia sama seperti kita
Yang bisa mati dalam sesaat
Yang tak bisa berlari dari siksa
Banjir dimana-mana
Gunung memuntahkan larva
Meletus menggetarkan pijakan kita
Menumpahkan panas yang membara
Angin meniupkan kebebasannya
Menumbangkan bangunan yang katanya tahan apa saja
Matahari mengumpat enggan membela
Mendinginkan jagat beserta isinya
Sungguh semua ini kuasa Allah semata
Manusia hanyalah prencil tanpa bisa apa-apa
Tawa pun berganti tangis histeris
Congkak dan bangga berubah menjadi ketakutan yang tiada tara
Para pejabat bagai gembel yang belum makan tiga hari
Mereka mengumpat diam saja memikirkan dosanya
Para petinggi tak tau dimana
Mungkin berlari ketakutan bagai tikus got melihat manusia
Berlari saja ia sekencang-kencangnya
Fikirnya kiamat hanya di Indonesia
Sedang ia tak sadar
Malaikat selalu mencatat setiap gerak geriknya
Cintailah alam beserta isinya
Kasih sayangi dan hormatilah sesama
Sebarkan salam dan bersolawatlah
Sadarlah bahwa Allah Maha Segalanya
Mohon maaf apabila ada kata-kata yang menyinggung atau pun tak bermanfaat. Terimakasih sudah berkenan membaca. Semoga Allah melimpahkan ridho dan berkahnya untuk kita semua. Amin ya robbal alamin
Bawang, 20/01/2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H