Mohon tunggu...
Muhammad N K
Muhammad N K Mohon Tunggu... lainnya -

Manusia yang bercita-cita menjadi penulis. Selain menulis juga memproduksi sepatu lukis dan kaos bermerk UPDATE.\r\nPin. 76BA1631

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sadarlah Wahai Manusia

20 Januari 2014   18:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh kita hanya tulang yang bisa remuk seketika
Sungguh kita hanya daging yang akan terpanggang di neraka
Sungguh kita hanyalah makanan bagi para belatung kelak
Sungguh kita akan mendapatkan balasan atas apa yang kita lakukan

Dimana para pahlawan yang katanya penyelamat?
Dia hanya manusia sama seperti kita
Yang bisa mati dalam sesaat
Yang tak bisa berlari dari siksa

Banjir dimana-mana
Gunung memuntahkan larva
Meletus menggetarkan pijakan kita
Menumpahkan panas yang membara

Angin meniupkan kebebasannya
Menumbangkan bangunan yang katanya tahan apa saja
Matahari mengumpat enggan membela
Mendinginkan jagat beserta isinya

Sungguh semua ini kuasa Allah semata
Manusia hanyalah prencil tanpa bisa apa-apa
Tawa pun berganti tangis histeris
Congkak dan bangga berubah menjadi ketakutan yang tiada tara

Para pejabat bagai gembel yang belum makan tiga hari
Mereka mengumpat diam saja memikirkan dosanya
Para petinggi tak tau dimana
Mungkin berlari ketakutan bagai tikus got melihat manusia

Berlari saja ia sekencang-kencangnya
Fikirnya kiamat hanya di Indonesia
Sedang ia tak sadar
Malaikat selalu mencatat setiap gerak geriknya

Cintailah alam beserta isinya
Kasih sayangi dan hormatilah sesama
Sebarkan salam dan bersolawatlah
Sadarlah bahwa Allah Maha Segalanya

Mohon maaf apabila ada kata-kata yang menyinggung atau pun tak bermanfaat. Terimakasih sudah berkenan membaca. Semoga Allah melimpahkan ridho dan berkahnya untuk kita semua. Amin ya robbal alamin
Bawang, 20/01/2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun