Mohon tunggu...
uki bayu sedjati uki
uki bayu sedjati uki Mohon Tunggu... -

bergiat sastra dan teater sejak muda di Bulungan, sempat lulus dan jadi dosen FISIP-UI maupun jadi wartawan, sambil terus menekuni audio-visual sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Esei Liris: Tattoo

16 April 2016   08:04 Diperbarui: 16 April 2016   08:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hong wilaheng sekar bawono langgeng.

Jokowi baru saja melepas bebas burung-burung di kepulauan Seribu, pertanda kaum sufi melebur dalam nafas suci, kepak bebas di kehijauan nyiur melambai, di semak perdu merindu. “Lestari negriku, lestari bangsaku..,” seru Gombloh.

Itu juga sinyal kuat bahwa ia samasekali tak setuju program reklamasi 17 pulau di perairan Bandar Jakarta.

Reklamasi yang dirancang dengan bangunan megah meriah, dilandasi kilah bisa membuka lapangan kerja, distribusi beragam komoditi dan perolehan pajak pemerintah DKI Jaya.

Mmm, tak lebih dari kelanjutan penguasaan pulau-pulau di kepulauan Seribu sejak tahun 80-an dengan dalih destinasi wisata, penuh manipulasi, kongkalingkong dengan pejabat kotor negera ini – yang sebentar lagi bakal disebut: Seekor Koruptor.Pulau-pulau direhabilitasi diakui milik pribadi - private territory, yang mau mendekat harus punya permitt khusus, sekalipun penduduk aseli.

Kejadian serupa juga sudah terjadi di beberapa wilayah negara ini, termasuk di wilayah Bali.

Aku tahu kilah dan dalih itu sebenarnya berisi seruan buat golongan sendiri. Kuasai sebanyak-banyak: “materi, materi, materi, emas, emas, emas!”

Ambisi kalian ingin kuasai Nusantara, maaf, mirip orang-orang gila kuasa seperti Tsar, Kublai Khan, Hitler, Mussolini, Trump, dan semacamnya.

Aku ingatkan: sadarlah sebelum terlambat !

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun