Mohon tunggu...
uki bayu sedjati uki
uki bayu sedjati uki Mohon Tunggu... -

bergiat sastra dan teater sejak muda di Bulungan, sempat lulus dan jadi dosen FISIP-UI maupun jadi wartawan, sambil terus menekuni audio-visual sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Esei Liris: Tattoo

16 April 2016   08:04 Diperbarui: 16 April 2016   08:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panorama aseli – genuine, orisinil – originale, ciptaan Yang Maha Pencipta bagi ibu pertiwi. Tak usah dari satelit, atau helikopter, cukup pakai drone, lihat itu tattoo indah di kulit bumi, apalagi melihatnya dengan keseimbangan aqal qalbu, intelektual intuisi, rohani nafsani jasmani, dengan mata cahaya otak hati – nurani.

Lebih lagi kandungan tanah air sedemikian bermutu. Bebagai sumber daya alam hidup di atas dan dalam tanah air. Di atas tumbuh hidup aneka ragam flora dan fauna. Hutan dengan ribuan species tumbuhan tanaman keras maupun hewan. Dan, rempah-rempah. Incaran negara-negara dari benua Eropa, doeloe utamanya Belanda, Inggris, Potugis, Jepang, berawal dari ingin memperdagangkan, berlanjut membuat perkebunan, berujung pada penguasaan lahan, menjajah pribumi jadi budak di onderneming, pekerja rodi - tanpa gaji, kerja paksa: romusha.Kiwari Amerika, China, dan banyak lainnya.

Apalagi di dalam tanah mengandung fosil-fosil minyak, gas, batubara dan mineral lainnya. Pun di lautan. Hidup  bersama aneka ragam ikan, sumber protein hewani, juga terumbu karang dan mutiara. Semua penghasil devisa. Ini negeri khatulistiwa gemah ripah loh jinawi – sepotong surga di bumi.

Tandas aku katakan kepada kalian luas tinggi besar bagusnya tattoo - desain manungsa masa kini tetaplah disebut artificial, tak bakal mampu meniru yang aseli, kalaupun mirip tak ada ruhNya. Sebab, hati pembuatnya abu-abu dibayangi selimut setan merkayangan yang mukim di setiap unsur material berambisikan materialistik – yang dijangkiti virus nafsu syahwat kuasa.

Mmm, yaa, itu memang sejalan dengan filosofi ajaran nenek moyang kalian : mendewakan emas.

Aku ingatkan kalian, jangan sampai ratusan juta rakyat Nusantara mengutuk kalian jadi Midas – yang menyentuh wadag sendiri gemerlap kilaunya mempesona, tapi kaku : berhala tanpa nurani.

Keroncong Bandar Jakarta

awan lembayung menghiasi

bandar indah permai

aman terlindung

oleh pulau sribu melambai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun