Mohon tunggu...
Julian Asahi
Julian Asahi Mohon Tunggu... Guru - Never Give up

Bermimpi tanpa berusaha kosong Berusaha tanpa bermimpi hampa Bermimpilah dan berusahalah wujudkan impianmu...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Senja di Hutan Terlarang (Lanjutan)

13 Agustus 2020   18:45 Diperbarui: 13 Agustus 2020   18:49 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ini kan jembatan yang tadi, kenapa bisa disini lagi?" 

Paijo tancap gas terus membalap motornya lagi lagi nampak banyak kendaraan lewat. Namun semua kendaraan yang sama seperti tadi, paijo makin terheran saat menoleh ke penumpangnya ternyata semua mukanya gelap matanya menyala seperti lampu. 

Semakin kencang paijo memacu motornya lagi lagi tiba di kampung yang ada orang pesta pernikahan kali ini paijo melihat pengantinnya yang mukanya rata semua. Dengan penuh ketakutan dan kebingungan paijo sekali lagi memacu motornya. 

Kejadian seperti itu terjadi berulang kali sampai akhirnya paijo pasrah dan berteduh dibawah pohon besar. Waktu sudah menunjukan jam 12 malam. Roti bakar yang dibawa untuk anak anaknya dimakan. Batre hadphone mulai habis, sinyal telpon tidak ada. 

Menyalakan rokoknya dan duduk di tanah paijo sembari berdoa dalam hati. Agar dia bisa menemukan jalan pulang. Entah bagaimana perasaan istri paijo sekarang. Paijo tidak pernah tahu. Akhirnya paijo tertidur sampai pagi. 

Tepat jam 10 pagi ada seseorang yang membangunkannya. 

"Woi bangun, siapa kamu kenapa bisa kamu disini" 

Paijo kaget bukan kepalang, ternyata dia berada ditengah hutan belantara, tepatnya kurang lebih dua bukit lagi dari jalan raya. Tepatnya sekitar 5 jam perjalanan jika jalan kaki. Orang tersebut pun terheran melihat orang bawa motor bisa sampai ditempat itu. Disitu memang lokasi petani menanam tembakau hijau. Yang jauh dari pemukiman manusia.

"Astagfirullah dimana saya pak?" Paijo kaget bangun dari tidurnya

"Kamu jangan pura pura kamu pasti intel, kenapa bisa sampai sini?" 

" Bukan pak saya juga tidak tahu kenapa bisa sampai sini, semalam saya pulang dari kota  mau kerumah tapi tahu tahu saya ada disini."  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun