Mohon tunggu...
Yuli Riswati (Arista Devi)
Yuli Riswati (Arista Devi) Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Purple Lover. I am not perfect but I am unique.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisruh Koreksi Data Paspor BMI dan Kunjungan Diplomasi Dua Menteri di Hong Kong

20 Juni 2016   10:26 Diperbarui: 20 Juni 2016   10:52 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian tentang rencana membuka layanan telpon khusus, bukannya pesimis atau sinis jika saya menganggapnya bukan solusi. Sebab saya menilainya dengan menilik kembali pelayanan hotline KJRI HK selama ini yang jauh dari kata memadai. Jika untuk pelayanan pengaduan yang bersifat urgent saja tidak nyata, apalagi untuk urusan paspor?  Atau mungkinkah hal penting dan tidak penting sudah bukan menjadi kebutuhan dan hanya menjadi sebentuk pencitraan? Maksudnya bisa jadi pelayanan telpon khusus urusan paspor di KJRI HK akan maksimal karena berhubungan dengan kepentingan pencitraan terhadap pemerintah pusat bukan benar-benar untuk kepentingan BMI seperti pelayanan pengaduan kasus yang dialami BMI.

Dan point pentingnya lagi, sebelum ada kepastian tentang kesepakatan dengan Pemerintah HK menyoal para korban koreksi data yang berada di penjara ataupun yang masih menjadi tahanan kota, SIMKIM masih merupakan ancaman besar bagi BMI HK yang memiliki paspor dengan data berbeda, kesalahan data atau data yang sengaja dipalsukan.

Solusi meminta atau memberi kesempatan  BMI yang memiliki data paspor yang perlu dibenahi menyelesaikan kontrak kerjanya dan  pulang ke tanah air ketika berakhir kontrak kerjanya untuk  membenahi data paspornya di Indonesia seperti yang disampaikan Menteri Hukum dan HAM adalah sama saja dengan menunggu waktu deportasi atau pemaksaan BMI agar keluar dari HK dengan resiko tidak bisa kembali bekerja di HK meski yang bersangkutan masih menginginkannya. Pemaksaan berkedok bantuan. 

Terlepas dari semua langkah yang mesti ditelaah lagi, sepertinya ada point yang perlu digarisbawahi bersama yakni sistem dan kinerja pemerintah, untuk di Hong Kong tentunya fokus pada kinerja KJRI HK. Selain faktor teknis, faktor SDM yang mencakup kharakter (rasa empati) dan pelayanan kerja (optimalisasi disiplin jam kerja dan profesionslitas) dari staf KJRI juga perlu diperbaiki. Terutama bagaimana cara melayani dengan hati dan hati-hati sehingga segala permasalahan (bukan hanya masalah koreksi data paspor) yang semestinya diselesaikan bersama baik oleh KJRI juga BMI tidak menimbulkan atau menambah masalah baru. 

Hong Kong, Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun