Mohon tunggu...
Arimba Noprianto
Arimba Noprianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Calon playboy. Penghayal Propesional. Salah satu mahasiswa diperguruan tinggi yang nggak terlalu tinggi. Dan salah satu bagian dari keluarga KOMPAS GRAMEDIA yang setiap hari berjibaku menghadapi jutaan buku. *zlep*

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Terbongkarnya Alat Uji Kebohongan

13 Maret 2012   15:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:07 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“oke oke , semuanya sabar. Begini. Lima jam belakangan ini kalian sudah dibodohi dengan alat yang satu ini”. Kata gue sambil mengangkat tinggi tinggi alat itu.

“kalian mengira alat ini alat uji kebohongan kan???kalian mengira kalian bisa tau dimana letak monas dengan bantuan alat ini???tapi kalian semua salah BESARRRR , salah BESARRRR (sengaja diulang biar tegang).alat ini hanya lah alat lampu sensor biasa, alat yang hanya berisi rangkaian LED yang hanya diberi sensor agar menyala dari jarak jauh. Apa kalian pernah memperhatikan tangan zombie ketika kalian menanyakan sesuatu kepada alat ini???

“iyaa , kaya nya tangan yang satu nya lagi selalu ada di dalam tas hitamnya itu deh”. Seru endang sok polos.

“BENARRRR SEKALI saudara endang, karna memang tangan yang satunya lagi mengendalikan remote yang terhubung dengan sensor yang ada di alat itu”.

“ Lihat ini”. Gue menarik tangan zombie yang masih masuk didalam tas nya.

terlihat remote itu ada digenggamannya.

“kalian lihat ini???ini adalah remote control nya yang dikendalikan dari dalam tas nya ini”.

sontak semua kelas berisik, gaduh . mereka tidak bisa terima dengan kebohongan ini.

semua menyoraki zombie dengan hati mereka yang terdalam.

“tunggu dulu, tunggu dulu…….semua gue bisa jelaskan”. Teriak zombie seolah ingin membela diri.

“percuma saudara, semua kebohongan ini sudah terbongkar. Mending saudara jelaskan nanti di pengadilan”. Kata gue sok pengacara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun