Dampak negative yang lain bisa terjadi pada freedom of expression dalam hal penggunaan bahasa. Bila sekarang "boys and girls" adalah hal yang biasa, bisa jadi nanti setelah disahkannya same sex marriage tak bisa lagi digunakan karena dianggap tidak gender neutral dan bisa dianggap discriminatory terhadap mereka yang tidak masuk  dalam katagori boys and girls (mereka yang intersex, transgender atau penyandang gender disphoria).
Dalam menyapa seseorang pun mungkin tak pas lagi menggunakan Mr atau Mrs tapi harus menggunakan berbagai titles yang paling tidak ada sepuluh. Titles yang gender neutral tsb sudah diterapkan oleh suatu international bank HSBC dan mungkin bisa menular ke masyarakat luas. Titles yg gender neutral tsb adalah:
Mx, dilafalkan "mix atau mux" ketika memanggil seseorang, dimana x menggantikan huruf  akhir dari Mr, Mrs, Miss, dan Ms. Sehingga gender dari seseorang kosong atau tak dipakai.
Ind, singkatan dari individual (pengganti untuk man dan woman)
M, cuma satu huruf  menggantikan Mr, Mrs, Miss dan Ms. Ini mungkin dipakai dalam suatu document.
Misc, singkatan dari miscellaneous
Mre, singkatan dari mystery atau mistree
Msr, dilafalkan miser untuk kombinasi Miss dan Sir (ampun dech!)
Myr, dilafalkan meer (yang ini entah apa asalnya, Mira, atau Amir kali)
Pr, dilafalkan per, singkatan dari person
Sai, nah kalau yang ini saya yakin asli dari Indonesia. (Jokowii Sai, ih runyam)