Dengan demikian, penulis seolah mengatakan bahwa hal ini bukan cuma perasaannya tetapi hal itu sudah divalidasi orang-orang terkemuka sebelumnya.
Lalu di artikel Perancis, penulis lebih memilih menggunakan data dan statistik untuk mendukung argumennya. Ia menuliskan soal jumlah naturis di Prancis (4,7 juta) untuk memberikan konteks. Terlihat juga kepiawaian penulis dalam memperkaya tulisan lewat pilihan referensi historis dan data yang disajikan. Terasa pas dan serasi serta relevan.
Juga ada rujukan pada sumber-sumber otoritatif atau yang dianggap terbaik di bidangnya dalam tulisan-tulisan ini.
Nah, sebagai penulis, Anda juga harus rajin menelaah data dan referensi sebanyak mungkin. Jangan antipati dengan perpustakaan dan buku dan sumber-sumber yang terlihat rumit dan mengintimidasi. Di sinilah nantinya kualitas tulisan Anda bisa ditentukan dan dibedakan dari artikel ngawur bikinan AI atau artikel tulisan penulis pemula.
Batasi Cakupan Diskusi dengan Tegas dan Jelas
Ada banyak penulis pemula yang tulisannya panjang tapi kosong melompong, melebar ke mana-mana. Itu karena mereka dari awal lupa membatasi area cakupan diskusi di tulisan. Tak heran, tulisannya tidak fokus dan tumpang tindih. Membingungkan pembaca dan akhirnya disingkirkan.
Dalam tulisan soal traveling misalnya, penulis dari bagian awal menjelaskan perbedaan definisi "travel" dan "tourism" yang bisa tumpang tindih, membingungkan pembaca, dan membuat tulisannya tidak fokus, alias kabur. Tindakan ini bagus dan sudah seharusnya.
Dalam tulisan soal naturis Perancis, penulisnya juga tidak segan menjelaskan duduk permasalahan perbedaan antara dua hal yang mirip. Ia dengan sabar dan detail menjelaskan perbedaan antara definisi "naturisme" dan "nudisme" yang masyarakat umum tak ketahui secara baik. Ini sangat fundamental agar pembaca tidak keliru memahami isi artikel nantinya.
Penggunaan Pengalaman Pribadi sebagai Contoh
Saat Anda menyebut dan membahas pengalaman pribadi Anda soal topik tulisan, sudah pasti pembaca bakal lebih mempercayai Anda sebagai penulis.Â
Kenapa? Karena Anda sudah melakoni hal yang sedang dibahas. Tidak ada yang lebih meyakinkan dari sebuah tulisan yang dibuat seseorang dengan pengalaman yang kaya di bidang tertentu.
Di tulisan traveling, pemakaian kasus pribadi itu dituangkan dalam tulisan dengan menyebutkan pengalaman pribadi si penulis saat traveling di negara Abu Dhabi. Di situ ia lebih dapat meyakinkan pembaca soal argumennya bahwa traveling tidak seindah yang dikira orang-orang awam.
Bahwa jika diamati dan dipikirkan lagi lebih dalam, traveling sebagai turis membuat kita seolah bergerak dalam gelembung raksasa yang memisahkan kita dari dunia baru di sekeliling kita.Â