Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tanpa Politik, Prestasi Olahraga RI Bakal Bisa Berkembang Lebih Baik

5 September 2024   07:01 Diperbarui: 5 September 2024   10:58 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trisna Ramdhany (kanan) bersama dengan pelatihnya yang juga mantan atlet senam artistik era 1990-an Jonathan Sianturi. (Sumber gambar: IG Trisna R.)

Untuk menyeimbangkan latihan fisik dan teknik, sudah ada program khusus dari pelatih. Jadi saya tinggal melaksanakan program yang diberikan.

Kalau untuk latihan mental, saya lebih banyak berdoa. Lambat laun dengan segala tekanan yang ada, dan dengan proses pendewasaan saya akhirnya bisa menguatkan mental saat bertanding, walaupun masih jauh dari kata sempurna.

A: Bagaimana dengan kesibukan di luar latihan sekarang ini?
TR: Saat ini saya menjadi pelatih di Jonathan Gymnastics Club (klub senam artistik yang didirikan oleh Jonathan Sianturi) dan membantu melatih keterampilan akrobatik di sebuah sekolah balet. 

Saya juga mulai juga kecil-kecilan berjualan sebagai supplier camilan di kantin Gedung Senam Buaran (di Duren Sawit, Jaktim), seperti makaroni dan salad buah. Tapi sejak persiapan PON 2024 ini, saya berhenti dulu jual salad buah karena waktu luang saya lebih baik dipakai untuk istirahat. 

Sempat juga saya buka klub gymnastics bersama sama teman tapi untuk saat ini masih istirahat dulu karena saya masih dalam persiapan PON 2024.  Saat ini saya juga mulai membuat aksesoris/perlengkapan latihan, seperti grips untuk anak-anak, dan sepatu senam ritmik. Dan saya mulai juga belajar membuat matras dan alat-alat senam lainnya.

A: Dari berbagai alat gymnastics yang ada, mana yang menjadi favorit Deden dan mengapa? Apakah ada gerakan spesifik yang menjadi keahlian Deden?
TR: Alat favorit saya itu berubah-ubah dari kecil. Waktu kecil, favorit saya adalah  lantai (floor exercise), karena mungkin hanya itu dulu yang saya bisa. Setelah menjadi juara Popnas Medan, karena saya mendapat medali perunggu di kuda pelana (pommel horse), akhirnya alat favorit saya berubah menjadi kuda pelana.

Tapi begitu dilatih oleh Bang Jonathan, saya lihat kalau meja lompat (vaulting) itu tidak seperti alat lainnya, dan peluang mendapat medali lebih besar jika berhasil melakukannya dengan baik. Jadi meja lompat sampai saat ini bisa dibilang favorit saya.

Lalu begitu sudah agak senior, dan power saya sudah mulai bertambah, mulai bertambah alat favorit saya yaitu gelang-gelang (still rings). Jadi sekarang bisa dibilang meja lompat dan gelang-gelang.

A: Bagaimana cara Deden mengatasi tekanan dan kecemasan sebelum dan selama kompetisi? Adakah ritual atau strategi khusus yang Deden lakukan?
TR: Pihak KONI DKI mempersiapkan tenaga ahli tim psikolog. Di situ kami diajarkan cara-cara mengatasi kecemasan. Tapi PON kemarin itu dengan segala cara yang diberikan tapi tidak berhasil. Satu-satunya cara yang saya lakukan dan berhasil itu shalat, berdoa, dan berserah pada Tuhan. Terakhir sebelum masuk ke area pertandingan, saya berdzikir.

A: Apa yang membuat Deden bisa sampai sejauh ini di dunia senam artistik?
TR: Yang pasti doa dan dukungan dari keluarga. Dan saya yakin bahwa takdir Tuhan yang menentukan. Ada dukungan juga dari pelatih yang bukan hanya soal teknik tapi juga soal mental. Ada dari rekan setim juga yang saling memberikan dukungan.

A: Prestasi apa saja yang sudah Deden raih dari awal hingga tahun ini?
TR: Prestasi tertinggi saya ialah PON 2024. Alhamdulillah saya berhasil meraih medali emas. Dari awal ada medali perunggu Popnas 2005, medali emas Popnas 2007, medali emas Popnas 2009, medali perak Popnas 2011. Saya pernah juga meraih medali perunggu di kejuaraan Singapore Open yang saat itu ada partisipasi dari tim Chinese Taipei yang sedang try out untuk persiapan kejuaraan dunia. Sudah dua kali saya ikut SEA Games tapi masih belum bisa mengangkat bendera merah putih di podium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun