Saya juga bebas dari tuntutan untuk harus menghasilkan jumlah artikel tertentu, jumlah kata tertentu, jumlah views setiap harinya. Bisa dikatakan kebebasan menulis di Kompasiana terjamin hampir mutlak.
Karena kebebasan yang hampir absolut inilah juga saya bisa bebas memilih angle (POV) tulisan dan tema-tema yang bukan selera media arus utama atau bukan 'selera pasar'.
Saya bisa menjejalkan idealisme saya di sini sepuas-puasnya. Tidak ada yang melarang bahkan tidak ada yang mengedit sedikitpun. Buah pikiran saya tersaji seutuhnya di Kompasiana.
Saya bisa menulis sebagus mungkin bak sedang menulis untuk media arus utama atau kalau saya sedang tidak mood menulis serius seperti itu, saya bisa saja menulis dengan gaya agak 'slengean' alias santai. Asal pesan utama dalam benak saya tersampaikan, tak masalah kan?
Semoga Kompasiana bisa terus menjadi platform menulis yang menawarkan kebebasan menulis seperti sekarang meski harus disadari juga bahwa hal itu tergantung pada banyak faktor eksternal misalnya kebijakan pemerintah misalnya undang-undang yang berkaitan dengan sensor, ITE, dan sejenisnya.
Kita harus pahami bahwa Kompasiana mau tidak mau harus tunduk di bawah aturan pemerintah tak peduli betapa kontroversialnya aturan tersebut.
Komentar dan Rating dari Kompasianer yang Lebih Senior
Definisi "senior" di sini bukan Kompasianer yang paling duluan terdaftar di database Kompasiana atau senior dalam hal usia kronologis tetapi lebih pada pengalaman dan keterampilan menulis, kematangan berpikir, kejelian dalam mengamati fenomena di sekitarnya, kearifan dalam menyampaikan gagasan, dan banyak lagi.
Kadang ada juga Kompasianer yang terlihat lebih muda dalam hal usia namun menurut saya boleh diadu dengan Kompasianer yang lebih dulu menulis. Dan menurut saya, sudah seharusnya memang penulis-penulis muda menggunakan Kompasiana sebagai platform/wadah untuk merintis karier kepenulisan mereka.
Jangan cuma menulis untuk disimpan sebagai file Word di laptop. Tayangkanlah di media publik seperti Kompasiana agar kemampuan kita dalam menulis bisa diketahui khalayak ramai.
Nah, jika Kompasianer yang senior begini mau mampir membaca, memberikan rating, bahkan mengetikkan komentar yang cukup panjang lebar (bukan komentar standar normatif hasil AI), rasanya saya sangat puas sekali karena itulah tandanya tulisan saya berkesan dan membekas karena mampu menyuarakan kegelisahan atau hal-hal yang tersimpan di benak orang lain atau istilah dalam bahasa Inggrisnya, "resonate", dengan para pembaca.Â
Saat tulisan saya bisa beresonansi atau 'menggetarkan' pikiran orang lain juga berkat frekuensi yang sama, maka di situlah saya merasakan kepuasan tertinggi bahkan melebihi level kepuasan menulis artikel terpopuler dengan views ratusan ribu sekalipun tapi nol komentar.