Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenang Joko Pinurbo: Pernah Bakar Puisi karena Ditolak Penerbit

27 April 2024   11:00 Diperbarui: 2 September 2024   11:35 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, tanpa celana, aku datang menjemputmu
di kamar mandi yang bertahun-tahun mengasuhmu.
Seperti pernah kaukatakan dalam suratmu:
"Jemputlah aku malam Minggu,
bawakan aku celana baru."

Di kamar mandi yang remang-remang itu
kau masih suntuk membaca buku.
Kaulepas kacamatamu dan kau terpana
melihatku tanpa celana. Sebab celanaku tinggal satu
dan seluruhnya kurelakan untukmu.
"Hore, aku punya celana baru!" kau berseru.
Kupeluk tubuhmu yang penuh goresan waktu.

(2002)

Dibesarkan dalam keluarga sederhana, Joko Pinurbo merupakan anak sulung dari pasangan Sumardi dan Ngasilah. 

Ayahnya adalah seorang guru swasta, sementara ibunya ibu rumah tangga. Jokpin mengenyam pendidikan di SD Mardi Yuana Warung Kiara lalu melanjutkan ke SMP Sanjaya Babadan dan lulus tahun 1976.

Setelah lulus SMA dari Seminari Mertoyudan pada 1981, Joko Pinurbo malah tidak mau jadi pastor dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di sinilah ia mulai aktif menulis puisi dan terlibat dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.

Sempat ditolak penerbit dan membakar puisi-puisinya, Joko Pinurbo akhirnya meraih kesuksesan pada 1999 dengan merilis kumpulan puisi fenomenalnya berjudul "Celana". 

Karyanya yang menggabungkan unsur ironi, narasi, dan humor ini pun meledak di pasaran berkat keunikannya mengangkat objek sehari-hari seperti celana dan sarung.

Go International

Berkat karya-karyanya yang brilian, Joko Pinurbo meraih berbagai penghargaan bergengsi seperti Sastra Lontar (2011), Buku Puisi Terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta (2011), Sih Award (2011), SEA Write Award (2014), dan Anugerah Kebudayaan dari Sri Sultan HB X (2019).

Reputasi Jokpin tak hanya tersohor di Indonesia, tetapi juga mendunia. Penyair kelahiran Sukabumi ini kerap diundang di festival puisi internasional seperti di London, Belanda, dan Jerman.

Dengan segudang prestasi dan karya bermutu, Joko Pinurbo berhasil mengukir namanya sebagai salah satu penyair terbaik dan paling berpengaruh di Indonesia dengan gaya puitis yang unik dan tak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun