Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Modal dan 6 Langkah Jadi Penulis Berpenghasilan Rp1 Juta per Tulisan

5 Januari 2024   18:44 Diperbarui: 5 Januari 2024   18:49 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis dengan bayaran layak itu ada kok tapi harus dicari dengan perjuangan. (Foto: Wikimedia Commons)

JIKA saya ditanya: "Apakah ada penulis artikel yang kaya raya di negara ini hanya dari menulis?", saya akan menjawab: "Mungkin ada tapi 0,00001% dari populasi Indonesia yang berprofesi sebagai penulis".

Dengan kata lain, orang Indonesia yang menggeluti profesi ini saja langka. Ditambah dengan kriteria kaya/ makmur, angkanya bisa makin sedikit lagi. 

Datanya sendiri sampai detik tulisan ini dibuat belum ada di Biro Pusat Statistik (BPS) yang notabene adalah badan yang bisa mendapatkan data jenis profesi apapun yang dilakoni rakyat negara ini.

Dalam tulisan saya kali ini, Anda akan menemukan:
- kondisi memprihatinkan penulis saat ini
- modal dan alat kerja yang dibutuhkan untuk bisa menggenjot penghasilan
- langkah-langkah mencapai penghasilan yang lebih besar

Anda bisa tandai artikel ini (bookmark) di peramban untuk dibaca lagi saat senggang karena artikel ini bakal cukup panjang (hampir 2000 kata).

Kerah Putih 'Kere'

Namun, fakta yang sudah kita rasakan sendiri adalah bahwa para penulis banyak yang dibayar kurang layak alias rendah sekali, bahkan di bawah upah minimum regional daerah mereka.

Konsekuensinya, mayoritas penulis hidup pas-pasan jika tidak dikatakan hidup penuh keprihatinan. Atau dalam istilah eufemistik, "prasejahtera".

Mungkin penulis tampak seperti kaum pekerja kerah putih karena lebih banyak duduk dan memandangi laptop atau kertas. Tapi dalam hal penghasilan, mereka bisa dikatakan di level bawah rantai ekonomi masyarakat.

Karena itulah, para penulis juga melakoni pekerjaan lainnya agar 'dapur bisa tetap mengepul'.

Yang paling menyakitkan hati mungkin jika Anda pernah mengajukan permohonan pembuatan paspor, dan Anda menyebut profesi Anda penulis, lalu tetap dimintai surat keterangan kerja di instansi atau perusahaan atau organisasi formal apapun itu.

Intinya, profesi penulis yang murni penulis di negeri ini masih jauh dari jenis profesi yang dianggap ideal masyarakat kita. 

Secara tradisi, orang Indonesia masih memuja pekerjaan-pekerjaan 'stabil' seperti PNS, aparatur negara, pegawai swasta yang bergaji tetap dan dibayar teratur tiap bulan.

Wirausahawan mungkin dianggap oke juga oleh masyarakat tapi pastinya bukan pengusaha UMKM pemula. Sebanyak apapun penghasilan Anda sebagai pedagang bakso misalnya, masyarakat akan masih menganggap PNS yang paling mulia.

Anda pikir saya bercanda, tapi cobalah Anda ke daerah-daerah di luar ibukota yang masyarakatnya masih berpola pikir lebih tradisional dan konservatif. Hipotesis saya di atas mungkin akan tervalidasi.

Modal dan Alat Kerja yang Harus Disiapkan

Dari pengalaman saya, meraup penghasilan Rp1 juta per artikel sebagai penulis lepas adalah SANGAT MUNGKIN.

Saya tidak berbohong karena saya pernah menjalaninya selama beberapa tahun.

Namun, tentu saja persiapannya tidak semudah yang Anda bayangkan.

Berikut adalah semua hal yang wajib Anda siapkan:
- Gawai yang berfungsi baik
- Koneksi internet yang lancar
- Keterampilan menulis dwibahasa (Bahasa Indonesia dan Inggris)
- Jejaring pertemanan dengan pakar/ praktisi
- Keberanian dan keuletan

Saya akan jelaskan satu persatu di bawah ini.

Saya peringatkan bahwa hal yang saya jelaskan di sini bukan rencana cepat kaya instan melalui menulis karena itu omong kosong.

Jika Anda mengharapkan hasil instan dari tulisan saya ini, silakan berhenti membaca sekarang juga dan baca artikel lain di internet dengan judul bombastis yang bisa mengobati keingintahuan sesaat tapi cuma 'pepesan kosong'.

Gawai yang Berfungsi Lancar

Saya beri kata "lancar" sebagai penekanan karena bekerja dengan alat yang lambat atau kurang tangkas bisa menghambat produktivitas Anda.

Tidak perlu gawai keluaran terbaru yang mahal itu tapi setidaknya pastikan untuk mengetik dan berselancar di dunia maya, laptop Anda tidak cepat panas hingga level yang kurnag aman atau menjadi sangat lamban dalam beroperasi.

Pastikan juga tidak ada virus dalam perangkat yang Anda pakai bekerja.

Selalu simpan file kerja di cloud storage seperti Google Drive atau layanan gratis lain sejenisnya

Internet

Koneksi Internet adalah nyawa bagi Anda dalam pekerjaan ini.

Tidak ada yang bisa Anda kerjakan jika internet mati.

Tentu Anda bisa mendapatkan wifi dari mana saja misal di kafe-kafe trendi tapi pastikan lagi tidak sampai membuat Anda kena retas atau virus atau malware yang tidak dikehendaki.

Sebagai cadangan, pakai paket data ponsel jikalau wifi mati karena kita tahu sendiri di negara ini, penyedia layanan wifi masih mengecewakan dalam banyak hal.

Keterampilan Menulis Dwibahasa

Inilah modal kerja yang perlu persiapan lebih lama. Untuk gawai dan internet, Anda bisa langsung siapkan dana dan membelanjakannya. Besok sudah bisa pakai.

Tapi untuk skills/ keterampilan, tidak ada jalan lain kecuali Anda harus belajar dari nol jika memang berniat untuk meraih penghasilan Rp1 juta per artikel.

Tentu Anda harus memiliki penguasaan keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia yang di atas rata-rata orang awam.

Kenapa ini penting? Karena ini kualitas fundamental bagi seorang penulis.

Bahasa adalah alat berkarya penulis. Bagaimana bisa disebut penulis jika tidak bisa menguasai alatnya dalam berkarya dengan piawai?

Di sini saya tekankan kemampuan menulis dalam bahasa asing (baca: Inggris) karena inilah yang membuat Anda akan bisa keluar dari 'lautan merah' yang isinya penulis-penulis yang hanya bisa menulis dalam bahasa Indonesia.

Dengan kata lain, milikilah poin plus dalam hard skills yang Anda kantongi. Kalau skills Anda sudah begitu banyak dikuasai orang, cari skills lain yang lebih langka.

Jejaring Pertemanan dengan Pakar/ Praktisi

Bagi Anda yang masih lulusan baru (fresh graduates), tentu ini menjadi tantangan besar.

Tapi jika Anda cukup supel, Anda bisa mendapatkan koneksi orang-orang yang berkualitas (yang terbaik di bidang mereka) dengan menghadiri event-event gratis baik itu online dan offline.

Bahkan jika Anda harus membayar untuk bisa ikut workshop menulis atau sejenisnya, ikut saja karena Anda tidak cuma dapat ilmu tapi juga kenalan baru (misalnya bisa kenalan dan tukar nomor WhatsApp dengan pembicara event yang biasanya adalah pakar/ praktisi terbaik di bidang mereka).

Anda bisa menjalin pertemanan secara lebih alami dengan mereka karena sudah bertatap muka sebelumnya.

Ingat, meskipun Anda introver sekalipun, berkenalan dengan orang baru adalah suatu kewajiban jika Anda ingin karier sebagai penulis berkembang.

Karena dari orang-orang baru yang tepat inilah, kesempatan menulis bakal banyak berdatangan ke hadapan Anda tanpa 'menjual diri' terlalu murah di pasar kerja (misalnya dengan mengizinkan Anda dibayar Rp1000 per artikel).

Keberanian dan Keuletan

Penulis mungkin banyak duduk diam saat bekerja tapi untuk bisa mendapatkan kesempatan menulis yang dibayar setimpal dengan pengorbanan tenaga fisik, waktu, dan energi intelektual ini, diperlukan keberanian dan keuletan yang tidak sedikit.

Di tengah jalan Anda mungkin menghadapi orang-orang yang 'sulit' untuk diajak bekerjasama. Mereka bisa mengacaukan jadwal penyelesaian tulisan jika terus berseberangan dengan Anda.

Tapi apakah Anda menyerah? Tentu tidak, karena Anda harus bisa menyelesaikan tugas menulis sesuai dengan tenggat waktu yang sudah disepakati di awal.

Dengan cara apapun, selesaikan pekerjaan tepat waktu.

Jika terlambat, Anda harus punya alasan yang sangat kuat dan pastikan alasan itu bukan kelalaian atau kelupaan dalam mengerjakan.

Langkah-langkah yang Harus Ditempuh

Jika di judul saya menyebut angka Rp1 juta per artikel, sebenarnya itu bukan batas maksimal penghasilan Anda.

Anda bisa mencapai lebih dari itu bahkan jika bekerja keras, bekerja cerdas dan ditambah doa dan keberuntungan.

Tapi mari kita fokus pada apa yang kita bisa kendalikan yakni ikhtiar.

Setelah mengantongi semua alat dan modal kerja di atas, Anda bisa mulai bekerja dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Sekali lagi harap diingat bahwa semua langkah ini TIDAK akan membuahkan hasil secara instan.

Anda butuh kesabaran dan ketelatenan dalam menjalani semua langkah ini.

Jika Anda ingin menyerah, ingatlah perihnya menulis tanpa dibayar sepeserpun saat saldo bank Anda sedang nyaris nol.

LANGKAH 1: Bangun Skills Menulis yang Solid

Belajarlah menyempurnakan kemampuan menulis Anda dengan berbagai cara.

Anda bisa ikuti workshop menulis, workshop menyunting, webinar soal sastra, atau event-event sejenis yang bisa mempertajam skills menulis yang menjadi keterampilan inti untuk bisa menjadi penulis berkualitas, bukan 'ecek-ecek'.

Ingat bahwa makin banyak Anda unjuk muka di event-event bertema menulis, makin besar juga kemungkinan Anda bisa dikenal orang yang bergerak di dalamnya yang bisa jadi menbutuhkan jasa Anda nantinya.

LANGKAH 2: Pilih Ceruk (Niche)

Banyak orang yang menulis tanpa membatasi ceruk yang mereka bidik/ target.

Sebetulnya itu kurang tepat.

Dengan membidik lebih sempit lagi, justru kita bisa menaikkan penghasilan.

Ibaratnya seorang dokter yang semula dokter umum kemudian setelah menjadi dokter spesialis bisa menaikkan biaya konsultasi per sesi.

Nah, pelajari minat dan passion Anda. Apa yang Anda paling pahami dan bisa tulis dengan sebaik mungkin?

Fokuslah di ceruk itu. Pelajari bidang tersebut, baca sebanyak mungkin literatur soal bidang itu, dan dapatkan kenalan sebanyak mungkin di bidang tadi.

Misalnya, jika Anda memilih ceruk penulis bidang ekonomi dan bisnis, maka perdalamlah skills menulis soal hal-hal itu.

Begitu dalam sampai orang lain bisa tercengang mengetahui kedalaman pengetahuan Anda soal tadi.

LANGKAH 3: Bangun Personal Branding


Bangun personal branding sebagai penulis yang handal di media sosial dan kehidupan nyata.

Tak usah merasa rikuh, segan dan malu untuk menunjukkan portofolio di akun LinkedIn, Instagram, atau Twitter Anda.

Buat website atau blog untuk mempromosikan jasa Anda sebagai penulis profesional.

Hasil kerja Anda bukanlah aib jadi jangan merasa segan apalagi jika itu dikerjakan dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga.

Bagaimana orang lain tahu Anda piawai menulis jika Anda malas memberitahu orang bahwa Anda bisa melakukannya dengan baik?

Kecuali Anda adalah penulis dengan nama yang sudah dikenal masyarakat luas. Itu lain cerita.

Giatlah di media sosial sampai para pengikut Anda akan menyebut nama Anda jika mereka diminta untuk menyebut nama seorang penulis.

Itu artinya nama Anda sudah menjadi "Top of Mind". Layaknya "Sanyo" untuk semua pompa air atau "Aqua" untuk semua air minum dalam kemasan.

Dalam keseharian, Anda juga bisa beritahu keluarga dan teman bahwa Anda menulis secara profesional sekarang.

Jadi, jika mereka ada kenalan yang butuh jasa penulis, Anda akan bisa direkomendasikan.


LANGKAH 4: Bangun Attitude, Etika Kerja dan Growth Mindset

Bekerja sebagai penulis profesional bukan cuma soal hard skills alias keterampilan menulis tapi juga kualitas pribadi kita.

Apakah kita bisa menerima kritik dan masukan yang mungkin disampaikan orang lain dengan cara yang menyinggung ego kita?

Apakah kita juga bisa mempertahankan ide dan integritas kita yang vital untuk tulisan?

Dan jika orang lain mengkritik keras atau mengatakan tidak puas dengan hasil kerja kita, jangan langsung tersulut api amarah tapi mintalah saran konstruktif yang spesifik.

Kadang orang awam secara serampangan mengatakan tulisan tidak bagus karena alasan subjektif tapi saat diminta memberikan poin atau bagian mana yang perlu diperbaiki, mereka tidak tahu atau tidak bisa menjelaskan secara logis.

Sering semua ini karena kesalahpahaman atau unsur emosional dan subjektivitas yang masuk ke dalam ranah pekerjaan.

Jika kita bisa memperlancar komunikasi, semuanya akan kembali berjalan sebagaimana mestinya.

Growth mindset dalam bekerja juga bisa diterapkan dengan memberikan apresiasi pada diri kita sendiri mengenai proses yang sudah dilalui dalam menulis.

Hindari self talk (berbicara dengan diri sendiri dalam hati) yang mencederai kepercayaan diri seperti "orang tidak suka hasil tulisanku, mungkin aku penulis yang payah".

Ingat bahwa saat orang lain mengkritik tulisan Anda, mereka mengkritik tulisan itu, bukan Anda secara pribadi. Pisahkan diri Anda dari tulisan.

LANGKAH 5: Dapatkan Relasi/ Koneksi yang mau dan Bisa Membayar Layak

Saya tekankan kata-kata "yang bisa membayar layak" karena mungkin ada banyak orang yang menginginkan jasa Anda sebagai penulis tapi jika kompensasi yang diberikan tidak setimpal secara finansial maka akan percuma.

Setelah Anda menempuh berbagai cara untuk menaikkan kualitas diri sebagai penulis dan bisa menghasilkan karya konkret yang bermutu tinggi, rasanya akan lebih mudah untuk meyakinkan orang untuk membayar Anda lebih tinggi.

Tawarkan Jasa

Menawarkan jasa adalah sesuatu hal yang dianggap hina bagi penulis-penulis idealis.

Tapi kemampuan 'menjual' skills ini sangat penting ternyata jika kita mau menjadi penulis profesional dengan pendapatan yang lebih layak.

Buatlah kartu nama sebagai penulis yang bisa Anda tukarkan dengan orang lain saat Anda bertemu di konteks atau lingkungan profesional.

LANGKAH 6: Bernegosiasi dengan Tangguh

Jika sudah mendapatkan orang yang bersedia membayar dengan layak menurut standar Anda, silakan bernegosiasi dengan tangguh.

Kenapa "tangguh"?

Artinya Anda akan berupaya untuk memperjuangkan hak-hak Anda sendiri sebagai seorang penulis, kecuali memang Anda dibantu oleh seorang agen atau sejenisnya seperti penulis di luar negeri.

Jangan bekerja sebelum menandatangani kontrak bermaterai, kecuali Anda dan si klien sudah kenal dan saling percaya (risiko ditanggung sendiri).

Pelajari isi kontrak dan baru tandatangani jika sudah dipahami isinya dengan baik terutama hak dan kewajiban Anda, metode pembayaran, tenggat waktu pelunasan, dan detail penting lainnya yang bisa berkaitan dengan ranah keuangan, pajak, dan hukum.

Pada akhirnya, saya hanya bisa mengatakan "selamat mencoba" bagi Anda yang ingin menjajal semua poin yang saya kemukakan di sini.

Anda mungkin akan berhasil, atau juga tidak. Tapi tidak akan ada yang tahu jika Anda tidak mencobanya. (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun