Kenapa ini penting? Karena ini kualitas fundamental bagi seorang penulis.
Bahasa adalah alat berkarya penulis. Bagaimana bisa disebut penulis jika tidak bisa menguasai alatnya dalam berkarya dengan piawai?
Di sini saya tekankan kemampuan menulis dalam bahasa asing (baca: Inggris) karena inilah yang membuat Anda akan bisa keluar dari 'lautan merah' yang isinya penulis-penulis yang hanya bisa menulis dalam bahasa Indonesia.
Dengan kata lain, milikilah poin plus dalam hard skills yang Anda kantongi. Kalau skills Anda sudah begitu banyak dikuasai orang, cari skills lain yang lebih langka.
Jejaring Pertemanan dengan Pakar/ Praktisi
Bagi Anda yang masih lulusan baru (fresh graduates), tentu ini menjadi tantangan besar.
Tapi jika Anda cukup supel, Anda bisa mendapatkan koneksi orang-orang yang berkualitas (yang terbaik di bidang mereka) dengan menghadiri event-event gratis baik itu online dan offline.
Bahkan jika Anda harus membayar untuk bisa ikut workshop menulis atau sejenisnya, ikut saja karena Anda tidak cuma dapat ilmu tapi juga kenalan baru (misalnya bisa kenalan dan tukar nomor WhatsApp dengan pembicara event yang biasanya adalah pakar/ praktisi terbaik di bidang mereka).
Anda bisa menjalin pertemanan secara lebih alami dengan mereka karena sudah bertatap muka sebelumnya.
Ingat, meskipun Anda introver sekalipun, berkenalan dengan orang baru adalah suatu kewajiban jika Anda ingin karier sebagai penulis berkembang.
Karena dari orang-orang baru yang tepat inilah, kesempatan menulis bakal banyak berdatangan ke hadapan Anda tanpa 'menjual diri' terlalu murah di pasar kerja (misalnya dengan mengizinkan Anda dibayar Rp1000 per artikel).
Keberanian dan Keuletan
Penulis mungkin banyak duduk diam saat bekerja tapi untuk bisa mendapatkan kesempatan menulis yang dibayar setimpal dengan pengorbanan tenaga fisik, waktu, dan energi intelektual ini, diperlukan keberanian dan keuletan yang tidak sedikit.