ALZHEIMER'S adalah salah satu penyakit yang sebab dan pemicunya relatif misterius. Penyakit ini makin sering ditemukan di antara para lansia yang menderita kepikunan (dementia). Di AS, penyakit satu ini sudah makin naik jumlah kasusnya, bahkan sampai menjadi salah satu dari 6 penyebab kematian terbanyak di sana.
Dari data Alzi.or.id, di negara kita diestimasi ada kurang lebih 1,2 juta jiwa yang menderita kepikunan di tahun 2016 dan akan melejit sampai 2 juta jiwa di tahun 2030. Jumlah ini naik jadi 4 juta jiwa di tahun 2050, demikian prediksi laman resmi Alzheimer's Indonesia tersebut.
Adapun gejala-gejala umum Alzheimer's ialah daya ingat yang menurun, kesulitan fokus, kesulitan melakukan aktivitas yang sebenarnya sudah familiar atau biasa dilakukan, disorientasi/ kebingungan soal waktu dan tempat, kesulitan mengerti visuospasial, kemampuan berkomunikasi menurun, sering lupa tempat menyaimpan atau menaruh barang, kesalahan membuat keputusan sehari-hari, kecenderungan mengisolasi diri dari manusia lain, serta perubahan perilaku dan kepribadian yang drastis.
Sejumlah riset telah dilakukan para ilmuwan untuk menemukan penyebabnya tapi belum juga berhasil.
BAGAIMANA SERAT CEGAH ALZHEIMER'S
Namun, sebuah perkembangan positif tercapai setelah sebuah riset yang dilakukan tim LSU Health New Orleans Neuroscience Center dan Department of Cell Biology and Anatomy, Neurology and Ophthalmology menemukan bahwa Alzheimer's dipicu munculnya toksin pro-peradangan yang kuat dari saluran pencernaan dan kemudian merambat ke sel-sel otak.
Menurut temuan yang dipublikasikan di Frontiers of Neurology ini, molekul yang mengandung lipopolisakarida yang berasal dari bakteri Bacteriodes fragilis di saluran pencernaan manusia menghasilkan toksin syaraf bernama BF-LPS.
LPS ini dikenal sebagai zat pro peradangan yang kuat dan kerap ditemukan dalam sel-sel otak para pasien Alzheimer's.
Ilmuwan menyatakan bahwa pengendalian populasi bakteri Bacteriodes fragilis, pemicu BF-LPS yang berkontribusi pada kemunculan gejala Alzheimer's, ini bisa dilakukan dengan mengkonsumsi serat dalam jumlah cukup saban hari.
Â
Ini menjadi peringatan bagi banyak orang yang kurang konsumsi serat hariannya. Apalagi mereka yang sama sekali tidak mau memasukkan buah dan sayur dalam asupan.
Perbaikan asupan dengan memperbanyak serat ini dapat membantu keseimbangan mikroorganisme dalam mikrobioma di saluran usus kita.
Untuk mencegah penyakit degeneratif, konsumsi serat yang direkomendasikan adalah sekitar 30 gram per hari bagi pria di atas 50 tahun dan 21 gram per hari bagi wanita di atas usia 50 tahun.