Ia mengenang kerasnya masa-masa berlatih di bawah pelatih-pelatih asing. "Cara melatih mereka sangat keras. Pokoknya mengandalkan repetisi dan tak segan memukul atlet binaannya kalau membuat kesalahan."
Bang Jo mengaku beruntung pernah mengecap pengalaman berlatih dengan sejumlah pelatih mancanegara, dari China, Korea, Rusia, hingga Bulgaria.
Setelah berlatih beberapa lama, saya masih juga menghadapi mental block yang besar dalam melakukan back handspring.
Sebenarnya saya sudah tidak ada masalah berarti saat mengeksekusi gerakan ini dengan matras tinggi di belakang saya. Tapi begitu matras setinggi lutut itu disingkirkan, otak saya seolah memberitahukan kecemasan akan ancaman potensial. Seolah-olah saya tidak mempercayai kekuatan kedua telapak tangan saya dalam menopang tubuh agar kepala ini tidak terbentur lantai. Konsekuensinya, saya bisa melenting dengan percaya diri saat masih ada matras setinggi lutut itu. Begitu matras itu tidak ada, keberanian dan kepercayaan diri saya juga sirna seketika.
Padahal secara esensi, gerakannya sama saja. Hanya saja saya harus membangun kepercayaan diri itu dengan imagery, demikian kata Bang Jo.
Saya mencoba meresepi kata-katanya itu. Pertama-tama saya tentu heran. "Apa hubungannya imagery dengan senam?" protes saya dalam hati. Rasa-rasanya kedua bidang ini sama sekali tidak berkaitan, batin saya terus memberontak.
Sebagai mantan mahasiswa sastra, saya pernah belajar mengenai imagery. Menurut Collins Dictionary, imagery merujuk pada bayangan yang kita ciptakan dalam benak/ otak kita berdasarkan pada kata-kata yang biasanya ada dalam karya sastra seperti syair, bait lagu, atau puisi.
Lama-kelamaan saya paham dengan saran Bang Jo untuk menggunakan imagery dalam berlatih gerakan-gerakan yang menantang.
"Kadang dalam melakukan gerakan-gerakan senam, kita harus menggunakan imagery karena apa yang kita pikirkan itu mempengaruhi realitas," tegasnya.
Dengan kata lain, pikiran memiliki pengaruh pada apa yang terjadi dalam kenyataan. Jika Anda hanya berpikir,"Duh, saya akan gagal pasti habis ini" atau "Gerakan ini susah. Pasti saya jatuh deh!", vibrasi pikiran itu seolah akan mengirimkan sebuah sinyal ke alam semesta bahwa Anda memang pantas untuk jatuh. Maka, saran Bang Jo, bangunlah mentalitas positif melalui imagery yang positif juga.
Dan inilah tantangan mengajarkan pada orang yang sudah dewasa, selain tubuh yang sudah lebih kaku dan terbiasa dengan rutinitas lainnya, mental mereka juga lebih sulit dibentuk.