Setelah segala registrasi di rumah sakit selesai. Jasad Andini kemudian langsung dibawa pulang ke Boyolali. Soraya pun ikut ke Boyolali sebagai penghormatan terakhirnya ke Andini apa lagi terakhir Andini bersamanya.
Secara tiba-tiba nada dering ponsel Soraya berbunyi. Ketika Soraya melihat layar ponselnya ternyata hanya sebuah pesan yang masuk dan pesan tersebut dari nomer Andini yang menyampaikan ucapan terimakasih kepadanya.
Air mata Soraya makin bercucuran tapi dia tidak mengungkapkan apa-apa pada siapa pun dengan apa yang didapatkannya. Meski secara logika dia berpikir hal tersebut dilakukan oleh Andini yang sudah terbujur kaku di hadapannya.
Setelah pemakaman Andini, tak berapa lama kemudian Soraya kembali ke Jakarta. Dia pun disambut oleh Fani yang memang masih mengkhawatirkannya.
"Ini, tadi Ibu kost duplikat kunci kamar lo." Fani memberikan kunci kamar Soraya yang sudah diduplikat Ibu kost-nya.
Soraya langsung masuk kamar.
Fani tahu keadaan Soraya, dia ingin sendiri jadi Fani meninggalkan Soraya yang sudah masuk ke kamarnya.
"Kenapa kamu pergi begitu cepat?" mata Soraya berkaca lagi, lalu dia mengingat malam terakhir bersama Andini yang cerita banyak kepadanya. Dia juga ingat ketika dia dan Andini sarapan bersama kemudian mengantarkan Andini ke tempatnya melakukan wawancara pekerjaan.
Lalu tiba-tiba Soraya melihat tas pakaian Andini yang tertinggal di kamarnya.
Di dalam tas tersebut terdapat buku harian, di mana salah satu curhatan tertulis dengan jelas bahwa Andini sangat senang mendapat panggilan kerja di Jakarta karena dengan begitu jika dia diterima kerja dan memang harus kerja di Jakarta maka dia akan dekat dengan Soraya. Di halaman terakhir buku harian Andini tertulis 'TERIMA KASIH SORAYA, KAMU SUDAH MENJADI TEMAN TERBAIKKU."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H