Beberapa saat kemudian.
"Maaf Mbak, kantor Wira Cakra sudah tutup." jawab security.
Soraya semakin bingung dengan keadaan Andini. Di atas sepeda motor Fani saat perjalanan pulang ke rumah kostnya Soraya diam tanpa kata-kata. Sampai keesokan harinya Soraya mendapat telepon dari salah seorang kerabat Andini yang dikenalnya.
"Innalillahi wa innalillahi raji'un." badan Soraya langsung lemas mendengar kenyataan bahwa Andini sudah berpulang.
Fani memeluk Soraya dan menenangkannya lalu mengajaknya ke rumah sakit di mana jasad Andini berada.
"Ke rumah sakit yuk sebelum Andini dibawa pulang ke Solo." kata Fani kepada Soraya.
Sepanjang jalan menuju rumah sakit Soraya menangis. Pipinya lembab, matanya merah dan sangat terlihat kesedihannya.
Sampai di rumah sakit dilihatnya kerabat Andini.
"Mbak Diani." Soraya menghampiri kakak Andini. Diani merupakan kakak tingkat Soraya waktu kuliah di Solo. Sekarang Diani tinggal di Bandung karena ikut suaminya.
Soraya dan Diani saling berpelukan dan berusaha ikhlas atas kepergian Andini.
"Terima kasih ya Ya sudah menjadi teman baik Andini?" Diani menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Soraya.