Dengan pengaruhnya, ia membuat dan menjalankan kebijakan, melakukan pembinaan, pemberdayaan, bukan hanya membangun desa sebagai tanggungjawab jabatannya. Sehingga setiap keputusannya juga bukan persoalan sederhana.
Namun dalam sengkarut tahun politik yang semakin panas, kondisi tersebut justru menjadi bargaining power para kades dan semakin bernilai "mahal" bagi sejumlah partai politik yang berkepentingan dengan pengaruhnya atas basis massa tersebut.
Ironisnya, para kades tahu benar bahwa ia memiliki kapital untuk di jual mahal. Maka parpol mana yang bisa "membeli" mereka yang akan diikuti, dan melupakan nuraninya.
Para kades memang semakin cerdas dan cekatan membaca "wangsit" politik, hingga dapat melihat momentum, itulah mengapa tuntutan itu justru marak di tahun politik. Atau sebenarnya ada elite yang syahwat politiknya tak lagi tertahankan?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H