Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keprihatinan David Talbot Tentang Rating

20 Februari 2022   16:19 Diperbarui: 26 Februari 2022   00:49 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya jurnalisme yang sejak awal berfokus untuk menceritakan apa yang terjadi setepat-tepatnya. Dimulailah dari 5 W, 1 H untuk memudahkan nalar bergerak memahami berita secara runut dan lengkap.

Film adalah salah satu contoh yang bisa memanipulasi realitas menjadi sekedar tontonan menarik. Koresponden 60 Minutes Mike Wallace sangat marah pada 1999, ketika film The Insider mengarang pernyataannya tentang industri rokok, yang sebenarnya tidak pernah dilakukanya. Namun demi kontroversi film, Sutradara Michael Mann. Meletakkan pernyataan itu sebagai "bumbu" konflik terkuat.

Ini tidak lagi sekedar nilai sebuah verifikasi-kebenaran, tapi tentang betapa lebih komersialnya  kontroversi untuk mendulang keuntungan.

Praktisi jurnalisme harus menjaga independensi terhadap sumber berita.

Reporter pemenang Pulitzer seperti Thomas L Friedman dari New York Times yang kondang dengan The World is Flat, terpaksa akan menanggalkan jabatan mereka sebagai wartawan ketika mereka jadi koloumnis. 

Bagaimana bisa kita menempatkan seseorang seperti Ronald Brownstein dari Los Angeles Times, yang menulis kolom, bekerja sebagai repoter dan juga sekalian menjadi komentator televisi.

Menurut Maggie Galagher dari harian New York Post, demi independensi yang dianutnya ia menggunakan tiga patron. Pertama, menganut prinsip kejujuran dan verifikasi yang dipegang setiap reporter. Kedua, Ketika menjadi partisan, jurnalis berkewajiban untuk bersikap adil kepada mereka yang tidak berseberangan. dan Ketiga, Menjaga kedekatannya dengan faksi-faksi.

Jurnalisme harus menjadi pemantau kekuasaan.

Pada tahun 1964, Hadiah Pulitzer kategori Reportase Investigatif, jatuh pada Philadelphia Bulletin untuk hasil reportasenya tentang opsir-opsir polisi di Philadelphia yang terlibat dalam kegiatan undian berhadiah, di luar tugas mereka. 

Tulisan itu kemudian menjadi pemicu gelombang pemantauan ketat terhadap korupsi polisi di kota-kota Amerika. Penekanan penghargaan reportase itu lebih pada peran pers sebagai aktivis, pembaru dan pengungkap.

Namun prinsip pengungkapan fakta ini kemudian disalahpahami oleh para wartawan, sebagai "susahkan orang senang". Padahal intinya demi layanan publik bukan sekedar mencari sensasi. 

Namun dalam kasus yang lain, ketika sebuah penerbitan bernama The Spie menjanjikan pembacanya akan menemukan kecurangan dalam permainan politik Kerajaan dan untuk itu mereka akan menyamar, menyebabkan untuk pertama kalinya membuat kerja pemerintah menjadi lebih transparan.

Jurnalisme harus menyediakan forum kritik maupun dukungan masyarakat.

Forum-forum seperti personal podcast, semacam Close The Door, adalah bagian dari upaya menyediakan ruang bagi publik untuk berbicara. Hanya saja fakta-fakta harus dipisahkan dari kepentingan yang bisa menyudutkan pihak lain atau justru memuat maslah semakin menggelembung menjadi blunder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun