bola.com
Fenomena ini, sebenarnya super menarik. Tentang tendangan-tendangan ala "tarkam-pertandingan antar kampung" yang selalu dilakukan oleh para pemain timnas kita ketika berada di posisi kotak 12 pas alias kotak pinalti. Apalagi di luar itu dan tengah di desak lawan. Pangkal dari "penyakit" ini, apalagi kalau bukan soal mentalitas. Bukan semata soal teknik.
Cara menendangnya pun khas sekali. Menendang sekeras-kerasnya tidak tentu arah, tanpa ancang-ancang, Â yang penting kuat dan keras. Bisa jadi mata tertutup ketika tendangan dilakukan.
Jika dilakukan oleh para pemain yang tidak diseleksi secara nasional, direkrut dadakan, tidak pernah latihan secara intensif, tidak diberi asupan gizi yang ditakar, mungkin kita akan maklum.
Agaknya keberadaan jenis tendangan, yang tidak terarah didepan gawang ada sebab musababnya. Mungkin harus ada sebutan yang tepat untuk menyebut kejadian yang sepertinya terus berulang dan selalu terjadi di depan gawang. Seperti "sindrome kotak pinalti" atau "sindrom 12 pas".
Mentalitas Jungkir Balik
Masih tentang mentalitas, menarik mencermati apa kata Shin Tae-yong soal kebiasaan timnas yang tak jauh-jauh dari soal mentalitas. Sebenarnya ini kritik internal, karena status STY sebagai pelatih timnas, namun ini juga menjadi kritik lebih luas, bagi dunia persepakbolaan kita, termasuk bagaimana stakeholder mengambil kebijakan untuk mendorong sepakbola menjadi lebih punya kualitas.
Pertama soal sikap pemain timnas yang lambat.
Kedua, soal pemain yang terbudaya melewati lawan, ketimbang mengoper bola ke teman.