Kita seringkali tak menyadari itu, karena kita orang dewasa yang biasa berpikir dengan cara kita sebagai orang dewasa, atau bertindak berdasar pengalaman kita bersama orang tua dahulu.Â
Kita lupa, waktu berjalan, ada pembelajaran dan ilmu yang diselipkan Tuhan untuk kita pada anak-anak kita.
Anak auditori umumnya cepat belajar dan memahami hanya dengan mendengarkan, sehingga anak-anak seperti ini cenderung sebagai penghafal yang baik. Mereka mudah merekam apa yang mereka dengarkan, dan mampu mengekplorasi apa yang didengar dengan caranya sendiri.
Anak visual, memaksimalkan daya belajarnya dengan cukup memperhatikan gambar, karena ia berkemampuan spesial dalam melihat. Belajar sambil bermain menjadi salah satu favoritnya. Penguasan materi bisa terpenuhi dengan melihat materi secara detail.
Anak taktil mempelajari segala sesuatu dengan menyentuh. Ia harus merasakan dan menyentuh sesuatu ntuk memahami cara kerja objek yang sedang dipejarinya.Â
Ada kalanya anak-anak model ini berkecenderungan membongkar mainan karena penasaran apa yang ada di balik mainan yang ada, sehingga sering dianggap perusak.
Anak kinestetik, belajar dengan melibatkan fisik maupun gerakan tubuh. Mereka cenderung tidak bisa diam, menggunakan tubuhnya untuk mepelajari tempat baru atau konsep baru. Drama, musikalisasi menjadi aktifitas favoritnya.
Bahwa anak-anak ternyata memiliki karunia tersendiri untuk belajar dan mengajarkan kita tentang hidup. Mereka memiliki cara sendiri, sehingga kita harus memahami hal itu, tak cuma mau dipahami, agar bisa menjadi orang tua, guru sekaligus teman buat mereka dalam prosesnya menjadi pribadi dewasa seperti kita.
Mereka adalah guru kita tempat belajar tentang kesabaran, kejujuran, kebaikan, kemurnian hati, sebuah karunia yang sering kita abaikan. Dari mereka kita juga belajar tentang kehidupan.