Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2010: JRL 2010 Hari Ketiga - Into Another Dimension!

1 Mei 2011   00:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak pakai lama, mereka langsung meniupkan badai kekacauan. “Waaaaaaa....!!!! I felt down in the desert baybe, uh-yeah!”

Maka kami pun jejingkrakan sambil bernyanyi bersama. Tentu saja dengan nada yang sepuluh kali lebih rendah dari Andrew, dan luar biasa fals.

Seperti apakah bunyi belasan ribu suara tercekat dan fals? Saya kasih tahu ya! Seperti bunyi degup jantung seorang ibu yang baru saja melahirkan anaknya. Seperti bunyi nadi seorang pria yang baru saja diterima lamarannya. Seperti bunyi gemericik air sungai yang menemui muaranya. Bunyi kebahagiaan...

Verse pertama terlewati dan mendadak musik berhenti. Andrew mengangkat tangannya ke arah kami, mengerlingkan mata cokelatnya dan menebar senyum usil, dan kami pun menyambutnya dengan koor: “...Into another dimension!!!” Loncat lagiii!

Hahaha! Benar-benar suguhan konser rock yang menyenangkan!

Bahkan di lagu pertamanya mereka sudah mampu menjadikan kami, belasan ribu manusia yang jelas berbeda kemampuan dan pemahaman musikalnya, sebagai bagian dari mereka. Bagian dari konser rock ini. Bagian dari Wolfmother itu sendiri, untuk malam ini.

Jika Dimension adalah lolongan tanda berkumpul, maka Woman adalah lolongan tanda pesta sudah mencapai puncaknya! Lagu pemenang Grammy 2007 untuk kategori Best Hard Rock Performance ini sungguh terdengar seksi.

“She’s a woman, you know what I mean... You better listen, listen to me! She’s gonna set you free... Yeaaaahhh!!!”

Yeah, woman. I know some...

Berbeda dari Stereophonics yang bermain rapi jali dengan banyak sekali pergantian gitar, Wolfmother malah bermain bebas penuh improvisasi dengan alat yang minim. Dalam beberapa kesempatan, basis Ian Peres bahkan meletakkan begitu saja basnya di lantai panggung, pada saat dia asik menghajar Korg-nya seperti kesetanan.

Improvisasi ini menjadi bonus tersendiri bagi saya. Juga bagi audiens lain yang umurnya sama, atau malah lebih tua. Apa pasal? Mereka memasukkan Riders on The Storm yang legendaris itu kedalam aransemen White Unicorn!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun