Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2010: JRL 2010 Hari Kedua - You Made Me Feel Like The One!

30 April 2011   23:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seringkali saya merasa heran, betapa seringnya mereka jadi cover majalah Rolling Stone Indonesia. Padahal rasanya tak kurang dari satu dekade lamanya saya tidak mendengar satu pun hits nasional baru dari musisi berbasis komunitas paling kuat setelah Iwan Fals tersebut.

Yah, itu kan saya. Anda mungkin punya opini berbeda.

Bersama Icha, saya meninggalkan panggung utama dan bergeser ke samping, menghampiri panggung Langit Musik yang saat itu juga sudah dipadati ribuan audiens.

Di panggung utama Slank masih memainkan lagu terakhir, dengan lirik yang terdengar seperti “krisis air... krisis air...”, yang beberapa menit molor dari jadual. Di sini, di bagian terdepan panggung Langit Musik, ratusan audiens berteriak keras: “The S.I.G.I.T! The S.I.G.I.T! The S.I.G.I.T!” sembari mengacungkan kepalan tangan ke udara.

Aduh, bakal rusuh deh!

Gerimis dan angin dingin tak lagi terasa. Udara panas dan ketegangan memuncak. Personil The S.I.G.I.T yang sudah siap di panggung terpaksa menanti dalam gelap. Menunggu Slank menyelesaikan lagu terakhirnya...

Lampu panggung utama dimatikan dan The S.I.G.I.T langsung menghantam dengan riff-riff gitar yang seolah berasal dari masa lampau. Terlalu berlebihan jika disebut seperti Led Zeppelin, namun demikianlah warna lagu-lagu mereka malam itu.

Selesai memberi salam dengan hantaman musik kualitas unggul, Rekti sang vokalis yang berpostur jangkung, dengan rambut panjang, topi tukang sihir, dan kostum serba hitam, menyapa audiens dengan gaya Sunda yang khas. “Hey Brader! Kumaha, damang?”

Gerrr... Jadilah kami semua nyengir kuda. Ketegangan sirna. Udara sejuk kembali terasa.

Selanjutnya mereka menggempur tanpa ampun dengan berbagai nomor keren dan jurus-jurus maut, mulai dari bintang tamu yang meniupkan hatinya melalui harmonika, crowd surfing kecil-kecilan, hingga aksi menggasak gitar dengan bow biola. Ahay! Apakah tadi saya sudah sempat menyebut Led Zeppelin?

Satu jam bersama The S.I.G.I.T, seperti jam-jam menyenangkan lainnya, terasa demikian singkat. Lampu panggung dimatikan dan semua bergegas ke panggung utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun