Tentu dua hal yang terkesan bertolak belakang ini menjadi dilema tersendiri bagi Indonesia. Menghadapi tantangan Indonesia Emas 2045 adalah bonus demografi yang positif, yakni kelimpahan usia produktif yang dapat diakomodasi oleh laju produktifitas pembangunan, peningkatan pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.Â
Sebaliknya, tanpa itu semua maka resesi seks bisa pula berdampak positif. Tanpa ketersediaan pendidikan yang memadai dan lapangan kerja yang optimal, maka resesi seks, memiliki tendensi positif agar kelimpahan usia produktif dapat dikelola lebih optimal menghadapi ketidakpastian lapangan kerja dalam kurun waktu tertentu.Â
Masalahnya, resesi seks juga bisa berdampak pada kelesuan ekonomi. Menurunnya jumlah keluarga otomatis dibarengi juga dengan berkurangnya keinginan untuk membeli rumah atau kebutuhan rumah tangga (Kompas.com).
Jadi, bonus demografi dan resesi seks sepertinya dua hal yang saling bertolak belakang, namun memiliki implikasi yang berkelindan dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Oleh karenanya, dalam hal ini menemukan relevansinya dalam pengelolaan sektor kependudukan di Indonesia.Â
Dua hal yang akan menjadi dilema pembangunan itu sendiri jika keduanya tidak dikelola dengan baik dan tidak didukung oleh kebijakan pembangunan yang berpihak, yakni peningkatan kualitas pendidikan untuk menciptakan sumberdaya manusia yang unggul dan berdaya saing serta penyediaan lapangan kerja yang memadai.Â
Kebijakan pembangunan dan pengelolaan kependudukan yang baik di Indonesia akan menumbuhkan siklus pembangunan yang baik dalam menghadapi tantangan bonus demografi dan resesi seks menuju Indonesia Emas 2045.Â
Hal yang paling dilakukan dalam kebijakan pembangunan nasional, mungkin adalah menyiapkan instrumen pendidikan yang berkualitas di Indonesia dan menyiapkan lapangan kerja.Â
Instrumen pendidikan meliputi infrastruktur, sistem, regulasi termasuk di dalamnya adalah penetapan kurikulum yang konsisten berbasis kebutuhan dan skala prioritas pendidikan berbasis kompetensi dan vokasi di era persaingan global. Selain itu juga penyiapan lapangan kerja yang optimal menghadapi tantangan pembangunan Indonesia Emas 2045.Â
Oleh karena itu, kondisi ancaman resesi seks harus dimaknai sebagai momentum untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang tak terkendali, di saat instrumen peningkatan kualitas pendidikan dan penyediaan lapangan kerja yang memadai sedang dikejar, atau proses optimalisasi sedang ditargetkan.Â
Dengan demikian pengelolaan sektor kependudukan berjalan paralel dengan upaya optimalisasi pendidikan dan penyediaan lapangan kerja yang memadai.Â
Oleh karenanya, tantangan pembangunan Indonesia Emas 2045, dipahami sebagai momentum untuk meningkatkan pengelolaan sektor kependudukan, diantara peluang dan tantangan bonus demografi dan bayang-bayang resesi seks yang kontraproduktif bagi pertumbuhan ekonomiÂ