Saya berkesempatan melihat-melihat sudut kota yang membisu. Beberapa puing-puing reruntuhan akibat gempa masih terlihat dibiarkan begitu saja. Terutama di sepanjang pantai.Â
Ohya, meskipun belum selesai, pantai kini sudah ditanggul dengan tumpukan batu-batu berukuran besar. Bahan bakunya diambil dari lokasi setempat.Â
Katanya, pembuatan tanggul batu itu bantuan Jepang. Sayangnya, saat akibat pandemi Covid 19, banyak bantuan terhenti.Â
Kota Palu, kini sudah mulai bergeliat, melupakan kisah pilu tahun 2018 lalu. Meskipun trauma masih saja menyisakan berbagai kisah yang nyaris kini tak terdengar. Samar-samar dan terabaikan.Â
Banyak warga kota Palu, meninggalkan kota Palu dan sampai saat ini enggan kembali. ASN yang pindah tempat tugas, warga yang tak terdengar khabar dan entah di mana sekarang. Â Setidaknya itulah beberapa kisah pilu, yang semakin hari semakin samar.Â
Kota Palu, utamanya di sepanjang pantai, tampak sudah berubah bentuk. Pertokoan dan beberapa hotel sudah tak nampak lagi,kecuali beberapa menyisakan gedung yang rusak dan puing-puing bangunan.Â
Namun di bagian lain, Kota Palu tetap bertumbuh. Gedung-gedung baru terbangun. Perekonomian mulai berjalan, meskipun bencana pandemi, lagi-lagi membuat Kota Palu, dirundung pilu kembali.Â