Sudah jamak terjadi, membuka perkebunan kelapa sawit dengan membabat atau membuka hutan. Mengalihfungsikan hutan heterogen menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.Â
Baiklah, saya sudahi pembahasan soal proses alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit.Â
Saya kembali ke awal soal ulasan tentang hubungan memasak tanpa minyak dengan gaya hidup ramah lingkungan.Â
Eh, tunggu dulu tanpa saya ulaspun, saya yakin pembaca sudah bisa menyimpulkan apa hubungan memasak tanpa minyak dengan gaya hidup ramah lingkungan.Â
Saya hanya mengulangi saja apa yang pembaca pikirkan. Kita mulai. Â Memasak tanpa minyak, tentu akan menekan laju atau tingkat kebutuhan konsumsi terhadap suplai minyak goreng.Â
Kebutuhan terhadap minyak goreng yang bisa ditekan, sudah tentu juga akan mengurangi produksi minyak goreng, yang selanjutnya juga akan mengurangi atau menekan kebutuhan bahan mentah.Â
Kebutuhan bahan mentah minyak goreng yang dapat ditekan, maka dapat menekan laju kebutuhan pembukaan lahan baru untuk kelapa sawit.Â
Atau kalaupun tidak membutuhkan lahan baru, maka setidaknya dapat mengurangi tingkat kejenuhan tanah untuk menghasilkan kesuburan pohon di perkebunan kelapa sawit. Â
Bayangkan, jika seluruh dunia, seluruh mahluk bernama manusia dalam waktu sehari atau seminggu saja, memasak tanpa minyak.Â
Dampaknya pasti sangat besar untuk menekan laju kebutuhan minyak goreng. Hal ini juga akan berdampak pada tekanan terhadap degradasi lingkungan.Â
Selain bahkan dapat mendorong moratorium pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.Â