Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Refleksi Hari Museum Nasional: Melestarikan Pusaka Budaya di Museum Negeri

17 Oktober 2021   09:22 Diperbarui: 13 November 2021   05:10 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Adat Hatuwe, tempat menyimpan pusaka leluhur Marga Hatuwe di Negeri/Desa Kaitetu. FMaluku Tengah. Sumber: Wuri Handoko/Balar Maluku (2012)

Rumah Adat Hatuwe, tempat menyimpan pusaka leluhur Marga Hatuwe di Negeri/Desa Kaitetu. FMaluku Tengah. Sumber: Wuri Handoko/Balar Maluku (2012)
Rumah Adat Hatuwe, tempat menyimpan pusaka leluhur Marga Hatuwe di Negeri/Desa Kaitetu. FMaluku Tengah. Sumber: Wuri Handoko/Balar Maluku (2012)

Hadirnya museum negeri, dimungkinkan mewakili perwajahan tradisi dan budaya masyarakat lokal secara keseluruhan di setiap negeri. 

Pengelolaannya diarahkan untuk lahirnya museum di setiap negeri atau desa adat yang merepresentasikan kekayaan historis dan kultural yang mewakili desa-desa adat tersebut. 

Dalam kacamata arkeolog sahabat saya Syahruddin Mansyur itu, museum negeri merupakan upaya merawat dan melestarikan memori kolektif masyarakat. 

Melalui museum negeri, semacam upaya melahirkan museologi baru sebagai paradigma baru pengelolaan museum. 

Katanya, paradigma baru itu menjadi semacam "kontainaer" yang mengakomodasi pikiran-pikiran dan kebutuhan masyarakat, sehingga peran museum memang menjadi upaya pelestarian memori kolektif dan penguat identitas masyarakat. 

PIkiran itu tentu saja bersifat konseptual, bahwa lahirnya museum negeri sebagaimana rumah-rumah pusaka marga yang ada di beberapa negeri adat di Maluku. Ia menjadi semacam kesadaran sekaligus kebutuhan dalam pengakuan dan penguatan identitasnya.

Namun, jika rumah-rumah pusaka marga lebih merepresentasikan identitas marga, maka museum negeri secara menyeluruh menjadi upaya penguatan identitas masyarakat adat di setiap negeri. 

Dalam museum negeri, maka paradigma museologi baru digunakan. Sebaliknya dalam paradigma museologi baru, maka menghadirkan museum negeri merupakan cara pandang yang kontekstual saat ini. 

Melibatkan peran serta masyarakat, pikiran-pikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap penguatan identitas budayanya, juga sekaligus mengakomodasi memori kolektif masyarakat adat. 

Dalam pandangan itu maka, museum negeri dikelola dengan cara pandang sebagai eco museum maupun comunity museum.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun