Namun sebaliknya, seseorang yang dianggapnya belum tahu itu, ketika akan diberitahu, dia mengungkapkan peribahasa itu.
 "Os belum tulis, sa so baca". Artinya orang itu ingin mengatakan bahwa kamu tidak perlu menceritakannya, karena dia sendiri sebenarnya juga sudah tahu informasi soal itu.Â
Ada pula pengalaman yang saya jumpai dalam percakapan sehari-hari di lingkungan pergaulan saya di Ambon, peribahasa itu juga bermakna tentang sikap empati kepada sahabat, saudara ataupun juga orang lain.Â
Oleh karena sikap empatinya terhadap sahabat atau saudaranya itu, seseorang menjadi paham, ketika sahabat atau saudaranya itu dalam kesusahan dan butuh bantuan.Â
Peribahasa "os belum tulis, sa so baca", diartikan sebagai ungkapan bahwa seseorang menunjukkan empatinya, memahami apa yang dialami orang lain, sahabat atau saudaranya itu.Â
Jadi, walaupun sahabat atau saudaranya tidak menyampaikan soal butuh bantuan atau apapun, seseorang sudah mengetahui dan tanpa diminta pun, sudah paham apa yang harus dilakukan.Â
Bagi saya, peribahasa Ambon " Os Belum Tulis, Sa So Baca" bukan hanya soal tradisi dan budaya.Â
Peribahasa itu saya ketahui secara sangat terbatas. Â Hanya dalam percakapan sehari-hari dalam pergaulan saya selama di Ambon, yang juga sangat terbatas.Â
Namun peribahasa itu punya makna soal jati diri dan karakter masyarakat. Peribahasa itu punya makna yang luas, punya makna ganda. Â
Peribahasa itu bukan hanya soal ungkapan jati diri, penuh satire atau sindiran halus, juga pesan tersirat namun sangat positif
Peribahasa yang juga mengungkap makna tentang persaudaraan, yang sarat kepekaan sosial dan juga rasa kepedulian terhadap sesama.Â