Os Belum Tulis, Sa So Baca. Kamu Belum Tulis, Saya Sudah Baca
Ungkapan bahasa dari Ambon, Maluku ini mungkin tidak (baca:belum) familiar bagi banyak orang. Tapi bagi saya ungkapan itu bisa disebut sebagai peribahasa, Â memiliki makna yang sangat dalam.Â
Peribahasa inipun dapat diterjemahkan dalam banyak persepsi tergantung siapa orangnya dan untuk tujuan apa peribahasa itu disampaikan, juga kepada siapa peribahasa itu dialamatkan.Â
Dalam terjemahan peribahasa itu bisa diartikan, tentang seseorang yang sudah memahami apa yang dipikirkan orang lain, sebelum orang lain itu menyampaikannya. Â
Namun hal ini tentu bukan soal hal ihwal menerawang, telepati atau lainnya. Konteksnya adalah tentang persoalan atau fenomena di lingkungan kita, yang kita alami atau kita rasakan.Â
"Os belum tulis, sa so baca" (kamu belum tulis, saya sudah baca) artinya kamu belum bicara, saya sudah paham apa yang kamu ingin sampaikan. Kurang lebih demikian makna peribahasa itu secara kebahasaan.Â
Namun, ada pemahaman yang lebih luas soal itu, tergantung konteks persoalan yang melingkupinya.Â
Terkadang peribahasa itu bermakna juga sindiran atau bersifat satire. Setidaknya itu yang bisa saya tangkap dari percakapan sehari-hari dalam kultur masyarakat.Â
Hal itupun secara terbatas, hanya saya dengar dalam percakapan sehari-hari di lingkungan pergaulan saya, dimana saya bekerja waktu itu di Kota Ambon.Â
Sebagai makna sindiran, baiklah saya akan contohkan satu fenomena tentang makna peribahasa Ambon tersebut.Â
Misalnya di kantor akan dilakukan kerja bakti. Semua sepakat, tidak ada yang absen hari itu, semua masuk kantor untuk kerja bakti.Â