Namun tiba hari H, ada satu teman kantor tidak masuk. Nah, keesokan harinya, kepada teman-temannya diungkapkan alasannya tidak masuk kantor.
Saat itu salah satu teman kantor ada yang nyletuk "jang bilang lae, os belum tulis sa so baca". (Â Tidak perlu dikatakan lagi, kamu belum tulis, saya sudah baca).Â
Maksud ungkapan itu ditujukan kepada rekan kantor yang tidak masuk kantor, sebagai bentuk sindiran, bahwa alasannya tidak masuk kantor itu tidak masuk akal, tidak bisa dipercaya, atau hanya mengada-ada saja, hanya alasan untuk menghindari kerja bakti.Â
Oleh karena hanya alasan, yang dianggapnya mengada-ada, maka tidak perlu disampaikan, karena jika disampaikan pun percuma, karena orang sudah terlanjur tidak percaya.Â
Jadi peribahasa itu sebagai bentuk sindiran atau satire bahwa ucapan seseorang itu tidak bisa dipercaya, mengada-ada atau dibuat-buat bukan sebagai keadaan yang sebenarnya terjadi.Â
Peribahasa itu juga bisa bermakna atau punya arti berbeda, selain yang sudah saya contohkan di atas.Â
Peribahasa itu, bisa saja dalam konteks tertentu, memang bermaksud sama dengan bunyi bahasa dalam peribahasa tersebut.Â
Sesuatu yang sudah diketahui sebelum sesuatu itu disampaikan. Contohnya, misalnya masih soal fenomena lingkungan kerja ataupun lingkungan sosial lainnya.Â
Suatu waktu ada hal yang terjadi yang banyak orang di lingkungan kita tidak mengetahui, namun hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya.
Mungkin kejadian itu memang ingin dirahasiakan atau suatu peristiwa yang tidak perlu orang lain banyak tahu. Â
Kemudian seseorang yang mengetahui tentang peristiwa tersebut, menyampaikan kepada orang yang dianggapnya belum tahu.Â