Makam kuno Islam dengan ciri budaya lokal Nusantara, bahkan menjadi ciri kebanyakan atau yang umum kita jumpai.Â
Raja dan sultan-sultan masa pemerintahan Islam, pada umumnya makam kunonya menunjukkan ciri Islam yang berpaut dengan latar budaya lokal nusantara.
Sebaran-sebaram makam kuno Islam, memberi informasi tentang anasir pengaruh Islam masuk di Nusantara, tanpa meninggalkan ciri budaya lokalnya.Â
Selain makam-makam kuno Islam, juga banyak kita jumpai makam-makam kuno Eropa dan makam kuno Tionghoa, yang dikenal dengan Bong pai.Â
Sebaran makam-makam kuno Islam, Eropa dan Tionghoa, membuktikan wilayah nusantara ini menjadi episentrum dunia.
Tempat bertemunya banyak budaya, yang berpadu dan berpaut dengan latar budaya lokal nusantara.Â
Setiap makam kuno memiliki cirinya, sebagaimana budaya yang melatarinya. Makam kuno Islam, makam kuno Eropa dan makam kuno Tionghoa, memiliki ciri budaya pembentuknya.Â
Wajah kemultibudayaan nusantara, dalam kacamata material budaya atau arkeologi, dapat dilihat dari sebaran dan bentuk-bentuk makam kunonya, baik itu makam kuno Islam, makan kuno Eropa maupun makam kuno Tionghoa.Â
Keberadaan makam-makam kuno yang berbeda latar budaya itu, juga dapat untuk meneropong bagian perkembangan permukiman masa lampau.Â
Ada kampung Arab, ada kampung Cina juga jejak kota yang dibangun kolonial Eropa dan sebagainya.Â
Keberadaan permukiman-permukiman multi etnis dengan bukti-bukti makam-makam kuno yang ditinggalkan, menjadi tanda riwayat kemultibudayaan di Nusantara ini.Â