Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengungkap Perjumpaan Budaya Tionghoa Pada Karya Arsitektur Nusantara

12 Februari 2021   21:56 Diperbarui: 15 Februari 2021   22:03 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangsal Agung Keraton Kasepuhan Cirebon, yang mengandung unsur pengaruh budaya Tionghoa. Sumber: Nanik H. Wibisono, Puslit Arkenas

Berbagai kesimpulan menyangkut pengaruh arsitektur Tionghoa ini, berkaitan dengan banyak teori dan kesaksian yang diajukan oleh banyak ahli sebelumnya menyangkut pengaruh Islam di Jawa, antara lain (Qurtuby, 2003), Graaf (1998), Dennys Lombart (1994), Mulyana (2005) dan banyak ahli lainnya. 

Mereka mengajukan teori yang sama, yang menyatakan bahwa Islam yang masuk ke Nusantara (terutama di Pulau Jawa), dibawa oleh komunitas Tionghoa-Muslim (Handinoto, 2010:152). 

Hal ini juga berimbas pada arsitektur masjid, yang berdasarkan teori dan kesaksian para ahli itu merupakan pengaruh Tionghoa. Qurtuby (2003), juga Handinoto (2010) mengatakan pada abad 15-16 M merupakan masa yang disebutnya sebagai Sino-Javanese Muslim Culture.

Bukti arkeologi di lapangan seperti konstruksi Masjid Demak (terutama soko tatal penyangga masjid), ukiran batu padas di masjid Mantingan dan hiasan piring porselin dan elemen tertentu pada masjid Menara di Kudus. 

Selain juga, ukiran kayu di Gresik, elemen-elemen yang terdapat di keratorn Cirebon berserta taman Sunyaragi dan sebagainya semuanya menunjukkan adanya pengaruh pertukangan Tionghoa yang kuat sekali (Qurtuby 2003 dalam Handinoto, 2010:153).

Pengaruh Tionghoa kemungkinan juga dapat diidentifikasi di beberapa bangunan tradisional baik, keraton, masjid maupun makam di wilayah Cirebon, yakni dengan adanya seni hias tempel.

Seni hias tempel keramik merupakan salah satu budaya yang masih bisa disaksikan sampai saat ini, yang banyak dijumpai pada bangunan-bangunan tradisional baik keraton, masjid, maupun makam. 

Sementara itu  seni huas temple keramik Tionghoa dengan motif cerita salah satu bagian dari Alkitab Perjanjian Lama, pada salah satu bagian Masjid Abang Panjunan menunjukkan adanya toleransi ataupun integrasi antar agama (Wibisono, 2004:3).

Bangunan masjid Abang Panjunan, Cirebon dengan hiasan dinding keramik Tionghoa. Sumber; Naniek.H Wibisono, Puslit Arkenas, 2003
Bangunan masjid Abang Panjunan, Cirebon dengan hiasan dinding keramik Tionghoa. Sumber; Naniek.H Wibisono, Puslit Arkenas, 2003
Bahkan menurut Graaf (1985), ada kemungkinan seni rupa Jawa dan Bali zaman pra Islam memiliki lebih banyak unsur dan motif Tionghoa daripada yang diungkapkan hingga kini.

Pengaruh Arsitektur Tionghoa dan Cerita Asal-Usul Leluhur Nama Marga di Maluku

Secara tipologis, merujuk pada arsitektur masjid kuno di Jawa, yang banyak dipengaruhi unsur budaya Hindu-Jawa, maupun budaya Jawa. Soal pengaruh pertukangan Tionghoa pada wajah arsitektur masjid di beberapa wilayah Nusantara, adakah pengaruh itu juga dapat dijumpai di wilayah Maluku? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun