Berbagai kesimpulan menyangkut pengaruh arsitektur Tionghoa ini, berkaitan dengan banyak teori dan kesaksian yang diajukan oleh banyak ahli sebelumnya menyangkut pengaruh Islam di Jawa, antara lain (Qurtuby, 2003), Graaf (1998), Dennys Lombart (1994), Mulyana (2005) dan banyak ahli lainnya.Â
Mereka mengajukan teori yang sama, yang menyatakan bahwa Islam yang masuk ke Nusantara (terutama di Pulau Jawa), dibawa oleh komunitas Tionghoa-Muslim (Handinoto, 2010:152).Â
Hal ini juga berimbas pada arsitektur masjid, yang berdasarkan teori dan kesaksian para ahli itu merupakan pengaruh Tionghoa. Qurtuby (2003), juga Handinoto (2010) mengatakan pada abad 15-16 M merupakan masa yang disebutnya sebagai Sino-Javanese Muslim Culture.
Bukti arkeologi di lapangan seperti konstruksi Masjid Demak (terutama soko tatal penyangga masjid), ukiran batu padas di masjid Mantingan dan hiasan piring porselin dan elemen tertentu pada masjid Menara di Kudus.Â
Selain juga, ukiran kayu di Gresik, elemen-elemen yang terdapat di keratorn Cirebon berserta taman Sunyaragi dan sebagainya semuanya menunjukkan adanya pengaruh pertukangan Tionghoa yang kuat sekali (Qurtuby 2003 dalam Handinoto, 2010:153).
Pengaruh Tionghoa kemungkinan juga dapat diidentifikasi di beberapa bangunan tradisional baik, keraton, masjid maupun makam di wilayah Cirebon, yakni dengan adanya seni hias tempel.
Seni hias tempel keramik merupakan salah satu budaya yang masih bisa disaksikan sampai saat ini, yang banyak dijumpai pada bangunan-bangunan tradisional baik keraton, masjid, maupun makam.Â
Sementara itu  seni huas temple keramik Tionghoa dengan motif cerita salah satu bagian dari Alkitab Perjanjian Lama, pada salah satu bagian Masjid Abang Panjunan menunjukkan adanya toleransi ataupun integrasi antar agama (Wibisono, 2004:3).
Pengaruh Arsitektur Tionghoa dan Cerita Asal-Usul Leluhur Nama Marga di Maluku
Secara tipologis, merujuk pada arsitektur masjid kuno di Jawa, yang banyak dipengaruhi unsur budaya Hindu-Jawa, maupun budaya Jawa. Soal pengaruh pertukangan Tionghoa pada wajah arsitektur masjid di beberapa wilayah Nusantara, adakah pengaruh itu juga dapat dijumpai di wilayah Maluku?Â