Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jejak Kebhinekaan dalam Sejarah Pemukiman Swapraja Etnis Bolaang Mongondow

6 Februari 2021   19:41 Diperbarui: 8 Februari 2021   11:00 2462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Afdeling Bolang Mongondow dan sebaran sekolah-sekolah pada akhir tahun 1916Sumber: www.delpher.nl

Manusia disana terdiri dua pasang suami istri, yakni masing-masing Guma Langit dan Tendeduata sebagai istrinya, dan Tumotoy Bokol dengan istrinya Tumotoy Bokat. 

Gumalangit artinya turun dari langit sedangkan Tendeduata artinya putra dari dewa, sedangkan Tumotoy Bokol artinya yang meniti dari ombak dan Tumotoy Bokat artinya yang keluar dari pecahan ombak.

Mengingat riset ini pendekatan desk study, tentu data lapangan, berupa data arkeologi yang otentik, belum bisa ditemukan. Namun penelusuran pustaka ini, setidaknya menjadi data awal untuk ditindaklanjuti dalam penelitian arkeologi di lapangan nantinya. 

Pada akhir abad ke-19, terdapat lima kerajaan yang berpemerintahan sendiri (zelfbestuurendelandschappen) di Bolaang Mongondow, yaitu:

Pertama, Kerajaan Bolaang Mongondow, diperintah oleh Raja Riedel Manuel Manoppo (1893-1901). Letak ibukotanya adalah Bolaang yang terletak di pesisir Utara. 

Riedel Manuel Manoppo digantikan oleh Raja Datu Cornelis Manoppo (1901-1927) dan memindahkan ibukotanya ke Kotabangon di pedalaman. Pada 28 Juni 1928, Laurens Cornelis Manoppo diangkat menjadi raja.

Laurens Cornelis Manoppo (1928-1947) diganti oleh Henny Yusuf Cornelis Manoppo (1947–1950) sebagai raja terakhir.

Kedua, Kerajaan Bolaang Uki, di bawah Raja Willem van Gobel (1872-1901). Pada awalnya ibukota berada di Walugu kemudian Sauk, keduanya terletak di pesisir Utara. 

Willem van Gobel digantikan oleh Hasan Iskandar van Gobel (1901-1941), yang pada tahun 1906 memindahkan ibukota ke Molibagu di pesisir selatan.

Peta Afdeling Bolang Mongondow dan sebaran sekolah-sekolah pada akhir tahun 1916Sumber: www.delpher.nl
Peta Afdeling Bolang Mongondow dan sebaran sekolah-sekolah pada akhir tahun 1916Sumber: www.delpher.nl
Ketiga, Kerajaan Bintauna, di bawah kekuasaan Raja Muhamad Turadju Datunsolang (1895-1948). Ibukotanya berpindah dari Fantayo ke Minanga, dan kemudian pindah ke Pimpi, ketiganya berada di pesisir Utara.

Keempat, Kerajaan Bolaang Itang, di bawah kekuasaan Raja Bondji Ponto (1890-1907) dan digantikan oleh Raja Ram Suit Ponto (1907-1950). Ibukota kerajaan ini adalah Bolaang Itang di pesisir Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun