Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Nawa Cita dan Pentingnya Mitigasi Bencana dalam Kalkulasi Pembangunan

19 Januari 2021   13:57 Diperbarui: 21 Januari 2021   21:47 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ombak setinggi tiga meter yang melanda Kota Manado, sudah merusak banyak perahu yang parkir di pantai Megamas. Sumber: Tribunnews

Kalkulasi pembangunan, harus menempatkan manajemen resiko dan mitigasi bencana sebagai landasan ataupun prinsip pembangunan. Banyak contoh sederhana bisa dikemukakan. 

Pengembangan dan pembangunan kota misalnya, di daerah-daerah rawan bencana. Pemerintah tidak melalukan pengembangan wilayah kota ke bagian-bagian tepi pantai.

Selain sangat rawan dampak akibat gempa dan tsunami, juga dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Beberapa dekade ke depan, harus dihindari kegiatan reklamasi untuk pengembangan kota. Hal ini berdampak pada beberapa kejadian banjir rob, atau luapan air laut saat pasang, hingga ke daratan di tepi pantai. 

Di kota Manado baru-baru ini, banjir rob, akibat luapan air laut saat air pasang dan ombak menerjang pusat perbelanjaan kawasan Mega Mas dan Manado Town Square (Tribunnews). 

Kawasan itu adalah pengembangan Kota Manado, yang dihasilkan dari proses pengeringan atau reklamasi pantai yang dilakukan beberapa tahun lalu. 

Ilustrasi Ombak setinggi tiga meter yang melanda Kota Manado, sudah merusak banyak perahu yang parkir di pantai Megamas. Sumber: Tribunnews
Ilustrasi Ombak setinggi tiga meter yang melanda Kota Manado, sudah merusak banyak perahu yang parkir di pantai Megamas. Sumber: Tribunnews
Itu hanya salah satu ilustrasi, sedikit contoh tentang pentingnya menghitung-hitung pembangunan dalam kacamata mitigasi bencana. Contoh lain dapat diterapkan di wilayah-wilayah lain di wilayah Indonesia lainnya. 

Di Kalimantan Selatan khususnya, dan di Pulau Kalimantan umumnya, kalkulasi pembangunan dalam mitigasi bencana, misalnya mempertimbangkan untuk tidak lagi mengalihkan fungsi lahan, tidak membabat hutan untuk perkebunan sawit, dan sebagainya. 

Pada intinya kualitas lingkungan hidup ditentukan pula oleh kebijakan pembangunan. Mari kembali kepada kearifan lingkungan dan kearifan lokal. 

Menjaga alam dan melestarikan lingkungan adalah menghidupkan peradaban. (Wuri Handoko)

Demikian. Salam Pembangunan...Salam Budaya...Salam Lestari

Salam Hormat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun