Variasi itu baik dalam bentuk buku-buku ilmiah yang diterbitkan baik secara mandiri oleh para arkeolog maupun yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi bekerjasama dengan lembaga penerbit yang terekomendasi.Â
Selain buku-buku ilmiah, baik buku teks maupun hasil riset, juga dikembangkan buku-buku karya popular ilmiah yang lebih mudah menjangkau kalangan awam.Â
Ditambah lagi dengan berbagai varian buku-buku arkeologi untuk kalangan anak-anak Sekolah Dasar dan Usia Dini, dalam bentuk Komik Arkeologi.Â
Namun itu saja, ternyata tidak cukup untuk menguatkan eksistensi lembaga riset arkeologi yang sesungguhnya semakin mendapat ruang oleh pemerintah.Â
Menjawab tantangan itu, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional beserta 10 Balai Arkeologi se Indonesia, menginisiasi lahir tema-tema penelitian arkeologi yang lebih kontenporer dan menjawab tuntutan zaman. Saat ini misalnya penelitian-penelitian melalui pendekatan Suistainable Development Goals (SDG's) atau pembangunan berkelanjutan.Â
Berangkat dari data arkeologi juga gambaran peradaban masa lampau, para arkeolog dituntut dapat menghasilkan sebuah konsep maupun metode, agar nilai-nilai peradaban masa lalu, dapat secara konkret diterapkan dalam kehidupan kekinian, misalnya untuk mengatasi kemiskinan, dampak lingkungan dan sebagainya.Â
Wacana pengembangan dan pemanfaatan arkeologi berkelanjutan merupakan konsep yang harus diterjemahkan sebagai modal sosial budaya di masa mendatang dalam kerangka pembangunan nasional.Â
Oleh karena itu wacana itu menjadi tuntutan untuk diwujudkan pelaksanaannya. Hasil penelitian arkeologi di seluruh wilayah Indonesia, kiranya dapat menjawab tantangan itu
Oleh karena ancangan strategis tersebut, setidaknya Bappenas melihat kiprah Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan 10 Balai Arkeologi se Indonesia, semakin diperhitungkan dalam program-program strategis pemerintah.Â
Kondisi ini tentu saja sekaligus juga menjadi harapan baru bagi arkeologi Indonesia, melalui Pusat Penelitian Arkeologi Nasional maupun 10 Balai Arkeologi Indonesia, dibawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud.
Dalam pandangan Bappenas, kiprah lembaga riset arkeologi berkesusuaian dengan analisis dan isu strategis bidang pemajuan kebudayaan yang juga menjadi konsen Bappenas.